Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ada Menko Luhut, Petani Karawang Sempat Dilarang Masuk Ke Muhammadiyah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 17 Maret 2017, 00:40 WIB
Ada Menko Luhut, Petani Karawang Sempat Dilarang Masuk Ke Muhammadiyah
rmol news logo Sebanyak 217 petani asal Karawang, 63 di antaranya anak-anak dan balita, menginap di masjid PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, malam ini.

Para petani tersebut berdemonstrasi di depan Istana Kamis siang dan sedianya langsung bermalam. Namun karena tak dibolehkan, akhirnya diarahkan ke PP Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan dirinya dihubungi oleh aktivis LBH Jakarta dan YLBHI yang mendampingi para petani tersebut untuk meminta kesediaan menyediakan tempat menginap.

"Selama masih sanggup, kita tampung. Dan kebetulan, salah satu pendamping anak-anak petani itu, Faried, pengurus PP Pemuda Muhammadiyah," jelas Dahnil saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu.

Sesampainya di area kantor PP Muhammadiyah sekitar pukul 20.00 WIB, para petani sempat dilarang masuk oleh aparat.

Karena saat bersamaan, Maarif Institute menggelar diskusi dan peluncuran buku "Reformulasi Ajaran Islam: Jihad, Khilafah, dan Terorisme" yang dihadiri Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Kabag Intelkam Polri Komjen Lutifi Lubihanto, yang kehadirannya menggantikan Kapolri, dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.

Selain itu, aparat juga mempertanyakan izin dari Muhammadiyah kepada para petani. Setelah disampaikan bahwa yang mendampingi adalah Pemuda Muhammadiyah, akhirnya diperbolehkan.

"Akhirnya masuk perlahan-lahan, masuk satu per satu. Kita langsung siapkan makanan, karena mereka belum makan," jelas Dahnil.

Besok atau Jumat hari para petani yang berjalan kaki dari Karawang tersebut kembali ke Istana untuk menemui Presiden Jokowi. Mereka bermaksud mengadukan kasus sengketa tanah yang mereka alami dengan perusahaan.

Dahnil berharap Presiden menerima dan mendengarkan tuntutan para petani tersebut. Apalagi saat menerima Pemuda Muhammadiyah pada 20 Februari lalu di Istana, Presiden mengaku sedang menerapkan kebijakan soal reformasi agraria dan distribusi aset.

"Kita berharap Pak Jokowi mendengarkan aspirasi mereka. Negara harus hadir untuk kaum mustadh'afin. Petani Karawang ini tidak punya lahan, tergusur karena industri. Sampai detik ini mereka tidak punya tempat tinggal. Anak-anaknya tidak jelas pendidikannya," ungkapnya.

Karena adanya aksi petani Karawang di Istana, kegiatan Waroeng Dhuafa yang setiap pekan digelar di area gedung PP Muhammadiyah, untuk Jumat ini dipindahkan.

"Waroeng Dhuafa kita pindahkan ke Istana untuk melayani petani Karawang dan petani Kendeng," tandasnya.

Karena pada saat bersamaan, petani Kendeng yang menolak keberadaan pabrik Semen Indonesia juga menggelar aksi di depan Istana. Malam ini, petani Kendeng tersebut menginap di kantor LBH Jakarta dan YLBHI. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA