Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

GNPF-MUI Ternyata Tolak Ustaz Yang Diajukan Kepolisian Untuk Isi Aksi 212

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 05 Desember 2016, 03:58 WIB
rmol news logo Aksi Bela Islam III 2 Desember 2016 yang sedianya digelar di sekitar Thamrin dan Sudirman akhirnya dilaksanakan di kawasan Monas.

Hal itu berdasarkan permintaan dari pihak Pemerintah/Kepolisian. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) menerima setelah persyaratan yang diajukan juga dipenuhi.

"Mereka minta shalat di Monas. Tapi kita minta 10 (persyaratan)," jelas Ketua Dewan Penasihat GNPF-MUI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, dalam acara Evaluasi Aksi Bela Islam III di Markaz Syariah FPI, Petamburan, Jakarta, Minggu (4/12).

Permintaan tersebut antara lain, pertama, selain semua pintu Monas dibuka, juga harus ada pintu tambahan. Tujuannya untuk memudahkan umat Islam yang mau ikut ABI III masuk. Kedua, Pemerintah harus menyediakan toilet sebanyak-banyaknya.

"(Ketiga), kita yang atur shafnya. Sebab kalau mereka yang atur shafnya, nanti urusannya bukan shaf syar'i tapi shaf politik. Kalau shaf politik nanti dibelik-belokin supaya tidak menghadap kiblat," jelasnya.

Permintaan tersebut dipenuhi. GNPF-MUI menghadirkan MUI dan Kementerian Agama untuk membahas masalah shaf agar sesuai syariat Islam. "Kita (yang) atur shafnya," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah/Kepolisian harus menyiapkan panggung dan menyediakan sound system. "Sekeliling Monas semua harus ada toa," urainya.

Yang paling penting dari persyaratan yang diajukan itu, pemegang acara tetap GNPF-MUI. Semua yang berbicara atau menjadi petugas dalam acara Aksi 212 ditentukan dan atas izin dari GNPF-MUI.

"Ada beberapa Ustaz yang diajukan polisi, kita tolak. Ini alamat belok ngomongnya. Yang belok-belok nggak kita kasih. Saya nggak perlu sebutin namanya," ujar Habib Rizieq.

Dia bersyukur permintaan yang diajukan GNPF-MUI tersebut diterima oleh Kepolisian. Acara tersebut berjalan dengan sukses bahkan dijadiri jutaan umat Islam.

"Kita tidak diizinkan shalat di HI. Tapi buntut shaf sampai ke HI Saudara. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar. Alhamdulillah," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA