Ahok Milih Ngalah

Daripada Ricuh

Jumat, 11 November 2016, 09:43 WIB
Ahok Milih Ngalah
Basuki Tjahaja Purnama/Net
rmol news logo Cagub petahana di Pilgub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lagi-lagi ditolak warga saat hendak kampanye. Kali ini, terjadi di tepian Jalan Kedoya Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Suasana tegang, puluhan warga turun ke jalan menolak kedatangannya. Sementara ratusan polisi bertameng siap mengamankan. Tapi, daripada ricuh, Ahok memilih pulang.

"Jujur saya mau turun. Sebetulnya di lapangan itu orang kita sudah siap 100 lebih di situ. Dan mereka juga udah panas, saya bilang ya nggak usah ribut deh, kasian orang. Ya sudah kita ngalah saja," ujar Ahok menceritakan nasib yang dialaminya saat kampanye di kediamannya, Kompleks Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, kemarin.

Penghadangan itu terjadi, kemarin siang, di sekitar Jalan Kedoya Raya. Warga setempat tahu Ahok akan blusukan. Puluhan warga mengatasnamakan warga Kedoya Utara, justru datang dan berbaris di tepian Jalan Kedoya Raya. Mereka menolak kedatangan Ahok. Penolakan warga didasari atas kasus hukum yang tengah dialaminya ihwal dugaan penistaan agama Islam. Mereka meneriakkan yel-yel bernada penolakan terhadap Ahok sambil membawa sejumlah spanduk. Bunyinya : "Tangkap Ahok! Si Penista Agama! Manusia Provokator Kerukunan Umat Beragama", "Ahok Minta Maaf? Penghina Al-Quran harus tetap dihukum!"

Rencana blusukan Ahok itu sudah dijagai ratusan personel pengamanan gabungan. Terdiri dari Kepolisian Sektor Kebon Jeruk, Kepolisian Resor Jakarta Barat, Kepolisian Daerah Metro Jaya, Brigade Mobil dan Sabhara. Kehadiran petugas untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Pengamanan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Roycke Langie ini sudah tiba sedari jam sembilan pagi. Seluruh anggota pengamanan berbaris sekitar sepanjang 100 meter.

Semakin siang, warga yang menolak kedatangan Ahok semakin banyak. Sontak, penolakan itu seperti berubah menjadi demonstrasi. Laju kendaraan di Jalan Kedoya Raya, langsung melambat.

Tepian jalan protokol itu dipadati warga. Ternyata, Ahok sempat melintasi jalan itu sebanyak dua kali. Namun, dia enggan turun ke jalan untuk kampanye karena takut akan terjadi kericuhan. Dia berpikir berkali-kali, dan akhirnya memutuskan balik kanan untuk pulang ke rumahnya, di Pluit.

"Harusnya kita tadi sudah mutar dua kali dan banyak polisi yang pegang senjata, dan kondisi lalu lintas macet. Kalau saya turun dan bertemu masyarakat, saya ditahan-kan. Mungkin mereka lempar-lemparan. Saya pikir yang akan jadi korban mobil-mobil orang. Kasihan sudah macet," katanya.

Mantan bupati Belitung Timur itu membayangkan, bagaimana jika kericuhan terjadi di jalan protokol tersebut. Apalagi, kondisi jalanan saat itu sedang macet. Dia berpikir bagaimana kondisi masyarakat pengguna jalan raya yang melintas.

Singkat cerita, Ahok hanya melintasi jalan itu dan memutuskan tidak blusukan di Kedoya. Atas peristiwa itu, Ahok mengaku tetap akan blusukan dikemudian hari demi menampung aspirasi warga Jakarta.

"Nggak masalah kok, asal tidak macet tadi saya turun. Aku rasa sudah nggak benar lah timses pasti akan lapor Bawaslu, saya rasa sudah nggak benar. Gerakin anak-anak juga, ibu-ibu teriak-teriak pakai spanduk. Kita tadi lewat kok 2 kali, kita lihatin mereka," jelas cagub nomor urut 2 itu.

Informasi yang dihimpun, warga Kedoya yang menolak Ahok bertahan dari pagi hingga menjelang sore. Menjelang jam tiga sore, begitu didapat informasi Ahok membatalkan blusukannya, massa membubarkan diri dengan teratur.

Penolakan ini bukanlah pertama kali bagi Ahok. Sejak hari pertama blusukan Ahok sudah dihadang saat mengunjungi kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Penolakan juga terjadi di Rawabelong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ahok sempat dievakuasi dengan menggunakan mikrolet M 24 ke Polsek Kebon Jeruk. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA