Kemerosotan elektabilitas Ahok akan semakin diperparah pasca jutaan demonstran membanjiri Jakarta pada 4 November kemarin. Apalagi tujuan demo itu untuk mempercepat proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Tren politiknya pasti berpengaruh ya. Bila melihat demo kemarin wajar dicitrakan ada penurunan elektabilitas Ahok," kata pengamat politik dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedaikopi) Hendri Satrio seperti dikuti RMOLJakarta, Minggu (6/11).
Selain itu, status hukum Ahok saat ini juga masih riskan. Setidaknya ada tujuh laporan polisi dengan dugaan yang sama, yakni penistaan agama, dilaporkan ke Bareskrim Polri untuk menjerat Ahok.
"Timses Ahok harus bekerja ekstra agar elektabilitas jagoannya bisa naik lagi," kata pengajar di Universitas Paramadina itu.
Sebelumnya, Kedaikopi merilis elektabilitas Ahok-Djarot yang merosot dan hanya tersisa 27,5 persen. Posisi itu lebih rendah dibanding survei yang sama pada September lalu, di mana suara yang memilih Ahok masih berada di kisaran 39 persen.
Meski secara tren menurun, berdasarkan survei itu, elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding dengan dua pesaingnya. Sementara Anies-Sandi 23,9 persen dan Agus-Sylvi 21 persen.
[ian]
BERITA TERKAIT: