Rencana aksi besar itu dilakukan untuk kembali mendesak pemerintah dan aparat kepolisian agar segera menuntaskan kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahja Purnama "Ahok".
Selain itu, aksi nanti juga akan memprotes sikap sewenang-wenang aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata kepada pendemo, Jumat malam.
Seruan itu disampaikan Koordinator Lapangan GNPF-MUI, Munarman saat jumpa pers di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11).
"Saya menyerukan terus menunjukkan aksi protes terhadap peristiwa 4 November. Teruskan perlawanan kita," kata Munarman, yang juga Jurubicara Front Pembela Islam (FPI).
Jumat kemarin, ratusan ribu orang menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut penegakan hukum terhadap Ahok. Ahok dinilai telah ‎melakukan penistaan agama dengan menyebut "...dibohongi pake Surah Al-Maidah Ayat 51..." di hadapan masyarakat Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Menjelang pukul 20.00 WIB, aparat kepolisian berhasil memukul mundur massa yang mengglar demo di depan Istana Negara. Massa yang sebelumnya kondusif berubah menjadi rusuh.
Kerusuan dimulai dari massa beratribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdemo di depan kantor Kemenko PMK. Massa HMI mulai melempari aparat kepolisian dengan bambu dan botol plastik bekas air mineral. Benturan antara pihak kepolisian dengan massa aksi tidak bisa terelakkan.
Polisi beberapa kali membei peringatan melalui mobil pengeras suara agar massa aksi bisa kondusif. Namun himbauan tersebut tidak dihiraukan. Pihak kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata lantaran massa yang tak terkendali dan merangsek masuk brikade polisi menuju Istana.
[rus]
BERITA TERKAIT: