Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Santri Dan Kopi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/tatang-muttaqin-5'>TATANG MUTTAQIN</a>
OLEH: TATANG MUTTAQIN
  • Senin, 24 Oktober 2016, 06:17 WIB
Santri Dan Kopi
SETAHUN lalu, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2015 pemerintah melalui Keputusan Presiden No. 22/2015 memberikan hadiah istimewa untuk kaum santri dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Sabtu lalu, setelah Kepres tersebut ditetapkan terasa sebagai titik awal kemeriahan Hari Santri Nasional sudah mulai dirasakan Semoga menjadi motivasi agar kaum santri dengan segala kesederhanaannya terus bekerja keras berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan kerja kemanusiaan yang lebih luas.

Peringatan hari Santri Nasional ini terasa semakin istimewa ketika senior saya dan isteri di Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut yang sedang berpameran di Hamburg, Kang Wildan Mustofa dan Mbak Atieq Mustikaningtyas berkunjung ke apartemen kami di Groningen.

Kang Wildan, demikian saya menyapanya merupakan salah satu contoh kaum santri yang sukses menekuni ilmu dan praktik pertanian, sektor paling vital di setiap negara untuk ketahanan bangsanya karena tanpa pertanian yang kuat, negara tersebut sejatinya tidak akan mampu mandiri.

Setelah selesai menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1992, pasangan suami isteri ini memilih pertanian sebagai passion-nya, sesuatu yang tak banyak dijalani lulusan sekolah pertanian terbaik di tanah air ini yang lebih banyak tersebar di beragam sektor non-pertanian, semisal perbankan, birokrasi, media massa cetak dan elektronik serta sektor lainnya.Dimulai dengan budidaya kentang lewat bendera Hikmah Farm Kang Wildan sukses malang-melintang menekuni beragam varietas kentang dengan mengkhatamkan semua proses, mulai dari pembenihan, penanaman sampai distribusi hasil panen.

Untuk proses penanaman, Hikmah Farmyang berpusat di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung mempraktekkan pola manajemen pola kerja sama kemitraan dengan puluhan kelompok tani yang tersebar tak hanya di hampir seluruh provinsi di pulau Jawa namun juga merambah ke luar Jawa, semisal Sulawesi Selatan. Para petani ini tidak hanya memperkuat dukungan fasilitas budidaya pertanian diberikan fasilitas namun juga pendidikan untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani sehingga tercapai kinerja yang optimal dengan hasil yang maksimal. Di samping itu, budidaya kentang Hikmah Farm juga bekerja sama dengan Departemen Agronomi dan Hortikultura IPBdan Balai Penelitian Tanaman Sayur, Jawa Barat.

Tak puas dengan keberhasilannya di bidang budidaya kentang, kini alumnus Tazhijiyyah dan Tsanawiyah Pesantren Persis Tarorong ini fokus bertani kopi kualitas premium dengan bendera CV Frinsa Agrilestari. Dengan modal ilmu pertanian IPB yang tidak diragukan dan dipadukan dengan ilmu manajemen dari FE Universitas Padjadjaran (Unpad) serta pengalaman budidaya pertanian, produk Frinsa Agrilestari  (Frinsa) tak hanya menyasar penikmat kopi di wilayah Priangan dan Indonesia namun juga diarahkan untuk merambah ke berbagai penjuru dunia.

Dengan ilmu yang ditekuni selama kuliah dan dukungan penyeliaan beragam inovasi dari salah satu universitas terkemuka di Negeri Kincir Angin, serta pengalaman menimba kursus di salah satu universitas terkemuka di negeri adidaya, University of California-Davis, Frinsa mampu menambah keprigelannya dalam memperluas jejaring pemasaran.

Beragam pameran di berbagai belahan dunia, dari ujung benua Australia, Asia Timur, Eropa dan juga belahan Amerika sudah dijajal untuk menguji kualitas dan respon pasar terhadap produk kebanggaan Priangan ini.Salah satu pameran yang baru dilakukan di Hamburg cukup menyedot banyak perhatian para penikmat kopi di kawasan Eropa.Di sela-sela pameran di Jerman tersebut, Kang Wildan menyisihkan waktu untuk melakukan pemutakhiran dan pengayaan perkopian dari salah satu penyelianya, Meneer Sipke di Museum Kopi Joure, Belanda.

Sebelum menjadi kurator Museum Kopi, Meneer atau Pak Sipke bekerja di salah perusahaan kopi tertua dan terbesar di Negeri van Oranye, Douwe Egberts (DE) yang didirikan tahun 1953 di kota Joure, provinsi Friesland. Setelah pensiun dari DE, kini Pak Sipke lebih banyak berkiprah menjadi kurator di Museum Joure dan sesekali ke Indonesia untuk melakukan penyeliaan kopi, termasuk di kebun Pesantren Persis Tarogong Garut.

Di samping menguji lewat cek pasar melalui beragam pameran, Frinsa juga diuji dengan beragam perlombaan untuk memastikan posisinya sebagai kopi kelas wahid. Di tingkat regional, Frinsa mampu memposisikan di jejaran kopi Priangan bergengsi dan di tingkat nasional berkali-kali masuk final dan juga meraih juara, baik terkait aspek inovasi seperti yang diselengarakan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi dan juga nilai kreasi yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif serta kementerian lainnya. Di ajang internasional, Frinsa juga mampu menjadi runner-up kopi special dalam ajang bergengsi, Specialty Coffee Association of America Expo (SCCA) ke 28 yang dilaksanakan medio April 2016 di ballroom Georgia World Congress Center, Atlanta, Amerika Serikat.

Di samping tekun mengembangkan budidaya kopi sekalipus mempromosikannya, Kang Wildan juga gemar berbagi pengalamannya di berbagai forum, baik yang bersifat umum, akademik di berbagai perguruan tinggi, juga berbagi untuk komunitas yang lebih spesifik terkait penyebaran "virus" kewirausahaan di kalangan alumni pesantren. Kewirausahaan atau berdagang merupakan pekerjaan mulia yang dilakukan baginda Muhammad bersama isteri terkasih Siti Khadijah sebelum didaulat menjadi penyampai wahyu ilahi.Sirah kewirausahaan Baginda Nabi dan para sahabat serta sejarah pergerakan Islam lewat Syarikat Dagang Islam sejatinya menorehkan pesan bahwa berdagang dan berdawah merupakan dua sisi koin yang bisa saling memperkokoh.

Semoga dengan semangat menggetuktularkan tradisi kewirausahaan dalam momenutum Hari Santri Nasional mampu menjadi penyemangat kaum santri untuk kembali berwirausaha dengan mengkombinasikan kredo santri "kesederhanaan, ketekunan (etos kerja) dan ketulusan" mampu menjadi titik awal kebangkitan kaum santri di Indonesia. Ketulusan bercorak hayatuna kulluha ibadah atau semua hidup kami adalah ibadah mampu diperkuat kualitasnya dengan semangat jargon almukhafadzah 'ala al-qadiim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadied al-aslah atau yang senantiasa merawat yang lama yang baik dan mencari yang baru yang lebih baik” mampu menunjukkan elan vitalnya sehingga mampu melahirkan inovasi yang berdaya guna, insya-Allah.

Selamat Hari Santri Nasional! [***]

Peneliti di The Inter-university Center for Social Science Theory and Methodology (ICS),University of Groningen, Belanda.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA