"Survei LSI berbasis SARA. Ini membahayakan," tegas Guntur dalam diskusi"Perang Survei Pilkada", di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/10).
Menurut dia, hasil survei LSI potensial dipakai kelompok garis keras untuk berpolitik rumah-rumah ibadah. Survei LSI juga bisa membentuk opini publik.
"Kalau opini publik dipengaruhi memilih calon berdasar SARA, ini kemunduran. Ini soal keutuhan bangsa yang dipecah dengan SARA dan survei," jelasnya.
Dia mengajak semua pihak melihat bahwa ada daerah-daerah di Indonesia yang memilih pemimpinnya dari kalangan minoritas.
"Kita lihat Kalbar, sudah dua periode dipimpin seorang Katolik, sekarang wakilnya Kristen Protestan, tidak ada masalah, tidak ada yang pakai surat Al Maidah 51," ucapnya.
Dia tegaskan, apa yang dilakukan Ahok selama ini adalah melawan politisasi agama, termasuk dalam video kontoroversial di mana ia mempersolkan warga DKI Jakarta yang dipengaruhi dengan Al Quran Surat Al Maidah 51.
Terkait itu, Guntur menyatakan ada kemungkinan survei LSI yang memasukkan unsur agama berkaitan dengan video kontoroversial Ahok.
"Apakah ada kaitan video yang dipelintir dan hasil survei LSI?" ungkapnya.
[ald]