"Bagi saya, ilmu pertanian menjadi jalan kerakyatan yang terbuka lebar untuk memahami keseluruhan peri kehidupan rakyat Indonesia. Disitulah saya semakin paham bahwa hakekat politik sejatinya adalah membangun peradaban yang berangkat dari realitas kehidupan rakyatnya," terangnya.
Megawati menyampaikan itu dalam orasi ilmiah saat penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Padjadjaran kepadanya, (Rabu, 25/5).
Dia menambahkan, petani adalah gambaran nyata wong cilik, dimana seluruh keberpihakan politik seharusnya ditujukan padanya. "Inilah kesadaran yang muncul ketika saya belajar di kampus ini," kata Mega.
Namun, malang tak dapat ditolak. Badai politik yang terjadi pada tahun-tahun itu, akhirnya berimbas pada status kemahasiswaan Megawati.
"Pada akhirnya, bukan hanya Ilmu Pertanian yang saya dapatkan. Di kampus ini pula mental saya ditempa belajar memahami dan bertahan pada keyakinan terhadap ideologi dalam arti yang sesungguhnya. Peristiwa yang saya alami di kampus inilah yang kemudian membentuk saya menjadi seorang politisi dan memilih untuk terus mengorganisir rakyat melalui jalan kepartaian," terangnya.
Megawati juga mengungkapkan, tugas berat memimpin negara hanya bisa dilaksanakan ketika pemimpin menempatkan kedaulatan negara sebagai hukum tertinggi.
"Dengan demikian, kepentingan nasional Indonesia tidak boleh dikorbankan oleh kekuatan lain yang berniat mengendalikan negara baik melalui regulasi global, maupun perjanjian yang tidak adil," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: