"Saya nggak tahu, tapi saya baca ini ada anomali. Biasanya kalau orang puas sama kinerja kamu, biasanya elektabilitas mengikuti. Tapi ini nggak," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (31/3).
Ahok menduga elektabilitasnya tak sebanding dengan kepuasan kinerja salah satunya akibat gayanya memimpin.
"Mungkin ada faktor primordial. Ada faktor orang nggak suka gaya saya yang marah," katanya.
Terkait data 51,9 persen kader Partai Gerindra mendukung dirinya, Ahok menilai hal ini menjadi indikasi warga Jakarta punya pertimbangan sendiri yang tak terpengaruh dengan partai politik.
Bagi Ahok, hal ini tidak aneh karena fenomena yang sama juga terjadi di pemilihan tahun 2012, ketika dirinya bersama Jokowi melawan pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) yang d‎iusung empat partai politik.
"Pemilih Gerindra dan PDIP kecil sekali (koalisi Jokowi-Ahok), sedangkan Pak Foke menggabungkan semua partai. Toh kalah juga kan. Jadi sebenarnya bukan soal parpol atau apa. Orang kan sudah makin pinter pilih orangnya,"‎ pungkasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: