
Publik diajak mewaspadai tindak tanduk Jusuf Kalla (JK). Setahun menjabat Wakil Presiden, JK cawe-cawe dalam proyek-proyek besar yang tidak jarang berujung masalah.
Ajakan tersebut disampaikan Sekjen ProDem, Satyo P Komeng, dalam perbincangan dengan redaksi (Selasa, 22/12).
Jejak cawe-cawe JK, sebut Satyo, antara lain dalam perpanjangan kontrak Freeport, divestasi saham CEMEX di PT Semen Gresik, pengadaan listrik 35 ribu megawatt, TPPI, jalan tol dan proyek kereta cepat.
"Pernyataan JK sebelum kampanye Pilpres, kalau Jokowi menjadi presiden sepertinya perlu diubah sedikit. Tepatnya, 'bisa rusak negara ini kalau JK jadi Wapres terus'. Kita harus bersama-sama mewaspadai kondisi saat ini, mungkin saja bisa jadi benar. Waspadalah!" kata Komeng.
Dikatakan dia, JK yang juga merupakan pemilik PT Bukaka dan Bosowa Grup seperti tak pernah selesai dengan kasus cawe-cawe dalam setiap proyek-proyek besar. Selain proyek-proyek tadi, JK juga ikut cawe-cawe di kasus Pelindo II.
JK, menurut dia, melakukan abuse of power terkait penyidikan Bareskrim di Pelindo II yang berakhir pada pencopotan Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim Polri. Pernyataan JK bahwa rekomendasi Pansus Pelindo II hanya saran politik dan tidak perlu dilaksanakan, sebut Komeng, sangat menyesatkan dan kentara sekali untuk melindungi Dirut Pelindo II RJ Lino yang juga memiliki saham di Bukaka.
"Belum lagi mengenai perpanjangan Freeport yang belakangan diketahui keluarganya juga ikut-ikutan menemui bos Freeport. Tak hanya itu, sudah terang benderang kalau Menteri ESDM adalah pembantunya Wapres bukan pembantunya Presiden. Sudirman Said menjalankan perintah segera memastikan akan memperpanjang kontrak Freeport dan perintah itu bukan dari Jokowi," tukas Komeng.
[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: