Karpet merah sepanjang sekitar 20 meter itu terbentang dari pintu masuk gedung Nusantara III hingga pintu lift menuju ruang kerja pimpinan DPR.
Pengunjung atau tamu tidak diperkenankan melintas di atas karpet karena dipasang tali pembatas. Alhasil, setiap orang yang hendak melintasi lobi gedung Nusantara III harus menepi dengan melewati akses jalan selebar satu meter yang tidak dipasang tali.
"Karpet merah itu kan untuk kalau ada tamu negara, kalau tidak ada tamu negara ya dibuka saja," kata OSO, begitu dia disapa kepada wartawan di komplek parlemen, Jakarta, Senin (31/8).
Saat disinggung jika pimpinan DPR yang diketuai Setya Novanto sengaja tidak melepas karpet merah sejak Oktober 2014 lalu karena takut sepatunya kotor, Oso menjawab dengan tegas.
"Kalau tidak mau sepatunya kotor ya jangan jadi pimpinan," ujarnya.
Dia memastikan, kebijakan pemasangan karpet merah justru menciptakan jarak. antara rakyat dengan wakilnya di parlemen.
"Lu pikir orang hormat gara-gara karpet," tegas Oso dengan suara berat khasnya bernada tinggi.
[dem]
BERITA TERKAIT: