PDIP Tak Persoalkan Calon Dubes dari Pendukung Jokowi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 31 Agustus 2015, 17:57 WIB
PDIP Tak Persoalkan Calon Dubes dari Pendukung Jokowi
rmol news logo PDI Perjuangan tidak mempersoalkan banyaknya calon duta besar yang diambil dari partai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut politisi PDIP Tubagus Hasanuddin, yang penting seorang calon dubes harus punya pengetahuan tentang Indonesia sehingga bisa menjelaskan kepada rakyat dan pemerintah negara dia ditempatkan.

"Apakah itu dari karir dan non karir, kompetensi yang paling penting. Dia mau dari patai, non partai, mantan dirjen kemenlu tidak masalah," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Senin (31/8).

Selain itu, lanjut Tubagus yang juga anggota Komisi I, seorang dubes harus punya pengetahuan luas tentang negara tempatnya bekerja. Serta dapat mengupayakan keuntungan yang bisa didapat bagi kepentingan nasional Indonesia.

Komisi I sendiri juga belum tentu meloloskan calon dubes yang berasal dari partai pendukung Jokowi. Pasalnya, masih ada proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper) yang harus dilalui.

"Kita cek kompetensinya. Even itu dari, karir kalau tidak ada kompetensi tidak usah. Kalau non karir bagus tidak apa-apa, kita rekomendasikan," tegas Tubagus.

Diketahui, Komisi I DPR bakal melakukan uji kelayakan dan kepatutan calon dubes) pada awal September 2015 ini. Meski belum diketahui kepastian tanggalnya.

Berikut nama dan negara/pos penempatan calon dubes RI yang telah diajukan Presiden Jokowi kepada DPR;

1. Hasan Bagis, Abu Dhabi, Uni Arab Emirat
2. Safira Machrusah, Aljir, Aljazair
3. Bambang Antarikso, Baghdad, Irak
4. Husnan Bey Fananie, Baku, Azerbaijan
5. Ahmad Rusdi, Bangkok, Thailand
6. Yuri Octavian Thamrin, Brussel, Belgia, merangkap Keharyapatihan Luxemburg dan Uni Eropa
7. Helmy Fauzi, Kairo, Mesir
8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng, Caracas, Venezuela
9. Mansyur Pangeran, Dakkar, Senegal
10. I Gusti Agung Wesaka Puja, Den Haag, Belanda merangkap Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW)
11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, Doha, Qatar
12. Ibnu Hadi, Hanoi, Vietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan, Havana, Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman, Helsinski, Finlandia
15. Iwan Suyudhie Amri, Islamabad, Pakistan
16. Muhammad Ibnu Said, Copenhagen, Denmark
17. Rizal Sukma, London, Inggris merangkap Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional (IMO)
18. Tito Dos Santos Baptista, Maputo, Mozambik
19. Mohammad Wahid Supriyadi, Moskow, Rusia
20. Musthofa Taufik Abdul Latif, Muscat, Oman
21. R. Soehardjono Sastromihardjo, Nairobi, Kenya
22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso, Panama City, Panama
23. Dian Triansyah Djani, New York untuk Wakil Tetap Indonesia di PBB
24. Diennaryati Tjokrisuprihatono, Quito, Ekuador
25. Agus Maftuh Abegebriel, Riyadh, Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani, Sarajevo, Bosnia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya, Singapura
28. Sri Astari Rasjid, Sofia, Bulgaria
29. R. Bagas Hapsoro, Stockholm, Swedia
30. Octaviano Alimudin, Teheran, Iran
31. Antonius Agus Sriyono, Vatikan
32. Eddy Basuki, Windhoek, Namibia
33. Alexander Litaay, Zagreb, Kroasia.[dem]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA