Hal ini disampaikan terkait kebijakan pemerintah hari ini, yang akan menurunkan harga BBM per 1 Januari 2015.
Menurut Kardaya, ketidakkonsistenan pemerintah terjadi karena saat harga minyak dunia turun drastis dari asumsi dalam APBN sebesar USD105 per barel ke posisi sekitar USD60 per barel (turun sekitar USD45), pemerintah malah menaikkan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter.
Namun, saat ini dalam posisi minyak dunia masih turun dari USD60 ke USD53 per barel (turun USD7), pemerintah malah menurunkan harga. Kebijakan pemerintah disaat harga minyak dunia sama-sama turun bertolak belakang dengan kebijakan sebelumnya.
"Artinya, yang dulu (harga minyak dunia) turunnya besar itu pemerintah menaikan. Kini turunnya sedikit pemerintah menurunkan. Ini kan kebijakan yang dulu dengan sekarang bertolak belakang. Ini bisa dikatakan kebijakan pemerintah sekarang mengkoreksi kebijakan yang lalu," kata Kardaya dilansir dari
JPNN, Rabu (31/12).
DPR, kata Kardaya, sampai saat ini belum pernah diajak berkonsultasi oleh pemerintah mengenai kebijakan menurunkan harga BBM ini. Meskipun pihaknya yakin perubahan harga tersebut ditunggu-tunggu masyarakat.
"Jadi pemerintah ini tidak konsisten," tandas politikus Gerindra ini.
Seperti diwartakan sebelumnya, pemerintah akan kembali menurunkan BBM jenis Premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter pada pukul 00.00 WIB dinihari nanti. Padahal, pada 18 November lalu, pemerintah baru menaikkan BBM menjadi Rp 8.500 dari sebelumnya Rp 6.500.
[rus/jpnn]
BERITA TERKAIT: