Dr. Jonatan Lassa Pantas Jadi Menteri Pembangunan Daerah Berpotensi Maju

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 27 Juli 2014, 20:23 WIB
Dr. Jonatan Lassa Pantas Jadi Menteri Pembangunan Daerah Berpotensi Maju
Joko widodo/net
rmol news logo Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) menyambut baik kesempatan yang diberikan kepada masyarakat mencalonkan figur yang dinilai memiliki kemampuan untuk menempati kursi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla nanti.

Anggota Forum Academia NTT, Pither Yurhans Lakapu, misalnya, segera menyorongkan nama seorang putra NTT yang dinilai memiliki prestasi dan kompeten serta pekerja keras untuk ditempatkan di posisi Menteri Pembangunan Daerah Berpotensi Maju.

Tokoh yang dia calonkan untuk menempati posisi itu adalah Dr. Ing. Jonatan Lassa, MSc. yang baru berusia 39 tahun.

“Bukan saja masalah latar belakang pendidikan formal dan karier yang berhubungan namun lebih jauh dari itu beliau tumbuh dan berkembang dari keluarga miskin di sebuah daerah tertinggal di Timor yang tentunya memahami dengan jernih akar persoalan yang dihadapi masyarakat daerah saat ini,” tulis Yurhans Lakapu dalam keterangan yang diterima redaksi.

Dr. Lassa yang berasal dari keluarga miskin di daerahnya enggan menggunakan istilah daerah ‘tertinggal’. Ia lebih suka menggunakan istilah daerah ‘berpotensi maju’.

Dia juga berpengalaman dalam menangani pengentasan kemiskinan perkotaan di Jawa Timur bersama dengan Badan Pangan Dunia dan lambaga-lembaga swadaya masyarakat tahun 2000-2002.

Di masa kecilnya di Timor Barat, Dr. Lassa pernah mengalami kemiskinan yang serius di mana beliau harus berjualan kue mengelingi kota SoE (Kab. TTS-NTT) yang dingin.

Jadi kemiskinan bukan dipahaminya sebagai sesuatu yang teoritis tetapi sebagai pengalaman hidup sebagai penjual kue selama tahun 1985-1990.

Setelah lulus dari Fakultas Teknik Unwira di Kota Kupang tahun 1999, Jonatan Lassa melanjutkan pendidikan S2 di Inggris (2005) dan S3 di Jerman (2011) dengan beasiswa. Dalam 15 tahun terakhir ia bekerja dan studi di berbagai negara termasuk Indonesia, Inggris, Jerman, Thailand, Perancis, Belgia, Amerika Serikat dan Singapura.

Pendiri Sekolah Kupang Montesori School ini dan juga anggota pendiri lembaga penelitian terkait tatakeolah sumberdaya dan perubahan sosial ini saat ini bermukim di Singapura setelah di tolak sebagai dosen pengajar di Kupang, NTT.

Media juga mengenalnya sebagai pengamat terkemuka soal kebijakan mitigasi bencana.

Dr. Lassa juga memiliki reputasi internasional dalam bidang penelitian tata kelolah bencana dunia dan juga di dalam negeri.

Pada bagian akhir Yurhans Lakapu menyatakan bersedia menyerahkan CV Dr. Lassa kepada Jokowi untuk dipelajari lebih lanjut. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA