Presiden Nilai Peredaran Keppres Pemberhentian Prabowo Tidak Wajar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 10 Juni 2014, 17:20 WIB
Presiden Nilai Peredaran Keppres Pemberhentian Prabowo Tidak Wajar
presiden sby/net
rmol news logo Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengetahui pembocoran surat Keputusan Presiden tentang pemberhentian dengan hormat Letjen TNI (saat itu) Prabowo Subianto dari ABRI, maupun beredarnya surat dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ke tengah publik yang ramai di media massa sosial akhir-akhir ini.

"Presiden SBY menekankan Keppres pemberhentian dengan hormat dan hak pensiun ke Prabowo tidak rahasia. Namun peredarannya yang terjadi menjelang Pilpres 2014 dikhawatirkan dimanfaatkan pihak yang tak bertanggungjawab," ujar Jurubicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/6).

Meski tidak rahasia, menurut Julian, Presiden SBY menilai peredaran surat tersebut secara luas di masyarakat juga tidak pada tempatnya.

"Tentu sesuatu hal yang tidak harus terjadi. Ini mungkin sedang dilakukan investigasi internal TNI, kenapa surat yang sifatnya rahasia itu bisa keluar dan beredar di masyarakat, di ruang publik. Itu yang menjadi pertanyaan sebenarnya," papar Julian.

Soal bocornya surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Julian enggan menanggapinya. Ia menyatakan, Presiden SBY tidak memberikan reaksi terhadap surat DKP yang juga beredar di masyarakat. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA