Kabar ini sudah beredar sejak sebelum Wasekjen DPP PDIP, Ahmad Basarah, mengatakan bahwa pengumuman akan dilakukan pada "Jumat Suci".
Hari itu, kata Basarah, dipilih oleh Megawati Soekarnoputri merujuk penetapan Jokowi sebagai bakal capres pada Jumat 14 Maret. Juga merujuk pada hari dibacakannya proklamasi kemerdekaan RI oleh Bung Karno pada Jumat 17 Agustus 1945.
Tapi informasi itu dibantah keras oleh beberapa petinggi partai banteng hitam. Alasannya, PDIP tidak mau terburu-buru melakukan deklarasi untuk persoalan yang penting dan strategis. Apalagi, rekapitulasi suara nasional hasil Pileg 9 April sama sekali belum berjalan.
Bahkan, kabar cawapres bagi Jokowi sudah ditetapkan juga ditepis. Hal itu ditegaskan Sekjen DPP PDIP, Tjahjo Kumolo.
"Hingga saat ini proses rekapitulasi penghitungan suara masih berjalan, sehingga terlalu dini sekiranya pasangan calon tersebut dideklarasikan. Persoalan cawapres yang mendampingi Pak Jokowi merupakan persoalan penting dan strategis," terangnya dalam rilis kepada wartawan, Kamis (24/4).
PDIP, kata dia, menekankan bahwa kepemimpinan nasional yang diusung merupakan kepemimpinan Trisakti yang memiliki komitmen besar terhadap Pancasila, UUD 1945, kebhinekaan Indonesia dan NKRI serta mendedikasikan hidupnya untuk rakyat.
"Pemberitaan cawapres Pak Jokowi sudah ditetapkan, sama sekali tidak benar. Cawapres Pak Jokowi akan disampaikan pada momentum yang tepat, dan diumumkan ke rakyat secara langsung oleh Ibu Megawati, Pak Jokowi dan didampingi oleh Ketua Umum partai pengusung," terangnya.
Terpisah dari itu, seorang petinggi badan pemenangan pemilu PDIP menegaskan tidak ada yang tahu rencana pasti deklarasi cawapres PDIP.
"
Nunggu timing-nya saja deh," singkat dia.
[ald]
BERITA TERKAIT: