"Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga dan orang yang dicintai dari mereka yang tewas dalam serangan itu dan berharap korban cedera cepat sembuh," kata jurubicara Departemen Luar Negeri Marie Harf dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir
The Guardian (Sabtu, 22/2).
Harf mengatakan, serangan ini menyoroti bahwa al Shabaab hanya kelompok yang membawa kematian dan kehancuran. Pasalnya, kelompok ini menentang upaya masyarakat Somalia untuk membangun masa depan yang lebih aman dan sejahtera.
Lebih lanjut Harf, AS juga memuji pasukan Somalia dan Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) yang dengan cepat merespon untuk mengamankan istana setelah militan melancarkan serangan.
"AS akan terus mendukung rakyat Somalia dan pemerintah saat mereka membangun kembali negara mereka, dan siapapun orang-orang yang berdiri (menghalangi) di jalan kemajuan Somalia tidak akan berhasil," tambahnya.
Insiden pengeboman di istana presiden mengakibatkan sembilan orang militan dan dua pejabat pemerintah tewas. Serangan berawal saat dua militan meledakkan bom bunuh diri saat mobil bermuatan bahan peledak menabrak gerbang kompleks. Sementara tujuh dari mereka ditembak oleh pasukan keamanan pemerintah.
Pemberontak al Shabab Somalia yang merupakan kepanjangan dari kelompok jaringan al Qaeda telah mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ini.
[ian]
BERITA TERKAIT: