"Saya tidak pernah masuk jadi anggota aktivis, apalagi jadi pembina Bara JP 2014," kata dia kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (15/9).
Mantan Komisioner KPU pusat itu mengaku dirinya banyak menerima pertanyaan dari banyak teman dan kolega terkait posisi di Bara-JP 2014. Pertanyaan tersebut diajukan karena Mulyana berhubungan dekat dengan beberapa aktivis Bara-JP.
Mulyana membantah menyediakan gedung di Percetakan Negara Jakarta untuk dijadikan kantor Bara-JP 2014. Dia menjelaskan kantor tersebut merupakan kantor Serikat Kerakyatan Indonesia (Sakti) dimana dirinya menjabat sebagai Ketua Majelis Nasional.
"Kantor Sakti biasa digunakan para aktivis untuk rapat. Ada aktivis buruh, ada aktivis mahasiswa. Para aktivis relawan Jokowi juga seperti itu, mereka kadang-kadang rapat, kumpul-kumpul, bukan berkantor di sana" demikian Mulyana.
Sebelumnya diberitakan, beredar SMS yang intinya mengkampanyekan ada eks napi yang mensponsori di balik terus menguatnya pencapresan Jokowi.
Dalam SMS yang disebar atas nama salah seorang relawan Megawati-Hasyim for President 2014 itu disebutkan kerja-kerja memuluskan pencapresan Jokowi dilakukan para eks napi melalui Bara-JP 2014.
"Merdeka. BaraJP Relawan Jokowi, di otaki para residivis," begitu kalimat pembuka SMS tersebut.
Si pengirim, dalam pesannya, kemudian menyebut individu-individu yang memperkuat kepengurusan Bara JP 2014. Yakni Mulyana W Kusuma sebagai pembina, Sihol M sebagai Ketua, dan Roy Marten sebagai Sekjen.
[dem]