Anggota Komisi X DPR RI, Herlini Amran mengajak seluruh rakyat Indonesia yang menjadi orang tua siswa untuk tetap memprioritas pendidikan anak-anaknya, sekalipun Pemerintah SBY tidak bergeming menaikan BBM di awal tahun ajaran 2013-2014.
"Ada banyak strategi dan hak yang harus diperjuangkan oleh para orang tua siswa bilamana kehidupan ekonominya tergerus dampak kenaikan BBM," kata Herlini di Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Herlini, salah satunya adalah semua siswa dari keluarga tidak mampu berhak menerima BSM (Bantuan Siswa Miskin) dari anggaran negara. "Jangan sampai ada siswa putus sekolah hanya karena ekonomi keluarganya tergerus dampak kenaikan BBM." tekan politisi PKS itu.
Herlini mengingatkan, Pemerintah SBY-Boediono bahwa sedikitnya terdapat 15,5 juta Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah secara nasional, yang menurut data TNP2K, anak-anak mereka berhak menerima BSM. Uang negara sebesar Rp 7,43 triliun yang akan digelontrokan Pemerintah nanti harus diawasi, apakah efektif menyelamatkan pendidikan anak-anak bangsa yang jumlahnya mungkin lebih dari 16,6 juta siswa.
Lebih lanjut anggota legislatif Dapil Kepri itu memaparkan tantangan BSM di lapangan. Data siswa yang berhak menerima BSM tidak bisa diakses publik, sehingga antisipasinya, para orang tua siswa dan ketua RT harus proaktif sedari dini. Ia yakin masih akan ditemukan siswa miskin di lapangan yang tercecer atau tidak tercantum dalam Basis Data Terpadu TNP2K sebagai penerima BSM. Karena itu perlu dibuka Pos Advokasi BSM yang mudah diakses siswa atau orang tuanya.
"Jangan sampai menunggu korban anak putus sekolah dulu," saran Herlini.
[rsn]
BERITA TERKAIT: