Gus Choi: Fanatisme Berlebihan pada Korps Merusak Fanatisme yang Lebih Substantif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-q-rusydan-1'>MUHAMMAD Q RUSYDAN</a>
LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN
  • Selasa, 09 April 2013, 17:02 WIB
Gus Choi: Fanatisme Berlebihan pada Korps Merusak Fanatisme yang Lebih Substantif
Effendi Choirie/ist
rmol news logo Fanatisme yang berlebihan pada korps dapat merusak. Contohnya, pembantaian empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, yang melibatkan 11 anggota Komando Pasukan Khusus TNI AD.

Seperti diakui para pelaku penyerangan ke tim investigasi TNI AD, alasan mereka membantai empat tahanan titipan Polda Yogyakarta itu karena merasa terhina atas pembunuhan terhadap anggota Kopassus, Serka Heru Santoso. Bahkan, salah seorang pelaku yang menjadi eksekutor pembantaian pernah menjadi bawahan Santoso dan pernah ditolong nyawanya saat di medan tugas.

"Fanatisme yang berlebihan pada korps justru akan merusak fanatisme terhadap negara yang justru lebih substantif. Tindakannya salah, apapun alasannya tidak bisa dibenarkan," kata mantan anggota Komisi I DPR, Effendi Choirie, kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/4).

Politisi yang baru bergabung dengan Partai Nasdem itu mengkritik sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memuji sikap TNI yang terbuka dalam penyelidikan dan memuji sikap kstaria para pelaku mengakui perbuatan mereka, meski anggota pasukan elite itu telah melakukan aksi main hakim sendiri.

"SBY itu juga fanatisme korps, salah dia menyanjung TNI," pungkas politisi bersapaan Gus Choi ini. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA