Kasus tersebut meruntuhkan kewibawaan negara Indonesia sehingga efeknya adalah rakyat merasa ketakutan.
"Penyerangan ini merupakan tindakan anarkis yang membahayakan demokrasi dan menghilangkan rasa aman bagi warga negara," ujar Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP), DR. Rizal Ramli, saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka Online di Rumah Makan Saptohoedojo, Yogyakarta, Sabtu (30/3).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengatakan, negara tidak boleh kalah dengan aksi-aksi kekerasan. Karena itu, Presiden SBY tak cukup sekadar menyampaikan rasa prihatin atas kasus penyerangan yang menewaskan empat tahanan titipan Polda DIY itu.
Sebaliknya, menurut Rizal yang beberapa waktu lalu diangkat jadi salah seorang anggota Dewan Juri UNDP Development Award tahun 2013 dan juga anggota Panel Ahli PBB, SBY harus mengambil langkah-langkah konkret mendorong anak buahnya menyelesaikan kasus tersebut dengan transparan.
"Kalau saya, saya panggil Panglima TNI dan Polri, perintahkan mereka besok kasusnya harus sudah selesai," ucap Rizal.
Penyerangan sekitar 17 orang bersenjata api dan granat ke Lapas Cebongan, Sleman, terjadi pada Sabtu dinihari (23/3). Mereka menargetkan empat tahanan titipan Polda DIY yang merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan seorang anggota TNI AD, Sertu Santoso pada Selasa (19/3).
Keempat tahanan itu tewas diberondong peluru kaliber 7,62. Mereka yaitu Hendrik Benyamin Sahetapy alias Deki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Chandra Galaja alias Dedi.
[ald]
BERITA TERKAIT: