Kemarin, dalam sebuah konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, membawa-bawa Gerindra dan Golkar dalam persoalan internal Demokrat. Selain Rachland hadir pula politisi muda Demokrat lainnya seperti Ulil Abshar Abdalaa dan Muhammad Husni Thamrin
Bekas aktivis HAM yang loncat ke Demokrat itu menilai, mantan Ketum Demokrat, Anas Urbaningrum, seharusnya bisa menyaingi capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie, dan capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam Pilpres 2014.
"Anas seharusnya bisa cegah Ical (Aburizal) dan Prabowo, bukan malah membuat kritis partai," katanya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, percaya pernyataan itu bukan merupakan gambaran dari sikap politik Demokrat terhadap Gerindra maupun partai lain
"Sebab, SBY selalu mengingatkan pada anak buahnya di Partai Demokrat supaya bicara dan bersikap santun," ujarnya, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 28/2).
Politisi gaek asal Tapanuli itu lebih menangkap pernyataan Rachland Cs sebagai ekspresi dari keresahan anak-anak muda di Demokrat atas pernyataan Anas Urbaningrum yang akan membuka halaman demi halaman kasus besar yang belum terungkap.
"Langkah Anas itu mereka anggap akan semakin menenggelamkan elektabilitas Partai Demokrat. Anak-anak muda di Demokrat ini resah, dan dengan temperamen emosionalnya, tanpa wawasan politik yang mendalam berusaha menyerang partai dan tokoh nasional lainnya yang dianggap elektabilitasnya akan mengungguli Partai Demokrat," kata Martin.
Para politisi muda di Demokrat mungkin sulit menyadari bahwa meningkatnya elektabilitas Prabowo sebagai Capres karena rakyat merindukan tokoh tegas, berani dan tidak ragu-ragu.
"Kami berharap lektabilitas Prabowo yang tinggi belakangan ini tidak dianggap sebagai ancaman. Lebih baik dijadikan sebagai bahan introspeksi untuk berkompetisi yang sehat," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: