Demokrat Partai Primitif Terdengar Vulgar Tapi Tak Sepenuhnya Keliru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 06 Februari 2013, 17:51 WIB
<i>Demokrat Partai Primitif Terdengar Vulgar Tapi Tak Sepenuhnya Keliru</i>
sby/ist
rmol news logo Pengamat politik Muhammad AS Hikam sependapat dengan pandangan yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai primitif, bukan partai modern.

Saat terjadi konflik, partai selalu berpangku terhadap satu figur, yaitu Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.  

"Sebutan "partai primitif" bagi Partai Demokrat mungkin kedengarannya vulgar, tetapi tak sepenuhnya keliru," kata Hikam, Rabu (6/2).

Menurut dia, Partai Demorkat adalah partai yang baik sistem manajerial maupun kultur politiknya berkarakter birokratik-patrimonial. Setidaknya ada tiga indikator yang menguatkan hal itu.

Pertama ketergantungan berlebihan terhadap persona Dewan Pembina. Kedua, organisasi partai masih rapuh karena belum beranjak dari mood "tim sukses". Ketiga, SDM partai belum kompatibel dengan posisinya sebagai parpol yang berkuasa.

Hikam membandingkan kombinasi kelemahan struktur, kultur dan manajemen Partai Demokrat dengan PKS. Dalam menghadapi krisis internal, PKS bisa bertindak cepat, tegas, dan mendasar dalam "damage control"-nya. Sementara Partai Demokrat terkesan mbulet, buang-buang waktu dan elitnya malah perang dingin.

"Hasilnya, PKS akan pulih dari krisis sebelum pertengahan 2013, sementara Partai Demokrat bisa malah sebaliknya," tulis Hikam dalam akun jejaring sosial miliknya, Rabu (6/2) . [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA