Beken tidak otomatis sama dengan kapasitas menjadi presiden. Ada banyak prasyarat penting lainnya yang mesti dipenuhi bagi seseorang bisa menjadi presiden.
Begitu dikatakan doktor politik lulusan Hawai University, AS Hikam, menanggapi pengusungan Rhoma Irama maju sebagai capres pada Pemilu 2014.
Sejauh ini sudah dua pihak yang menyatakan mendorong dan mengusung raja dangdut itu sebagai capres, yaitu Wasilah Silaturahmi Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama) dan Soneta Fans Club Indonesia (SFCI).Wasiat Ulama menilai Rhoma merupakan tokoh nasional yang sangat populer di tengah masyarakat khususnya masyarakat Islam baik nasional maupun internasional.
Selain sebagai politisi yang sudah teruji memperjuangkan aspirasi rakyat, Rhoma juga dinilai merupakan ulama atau mubaligh yang konsisten dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
Bagi Hikam, Rhoma memang pesohor dan figur publik nasional yang namanya sudah diketahui seantero negeri ini. Bahkan, kalau ada istilah "a household name" (sebuah nama yang dikenal setiap rumahtangga) di negeri ini, dia lah yang layak menyandang julukan itu selain Presiden SBY. Tapi Hikam ragu Rhoma punya kapasitas menjadi seorang presiden.
"Ada banyak prasyarat penting lainnya yg mesti dipenuhi. Misalnya, kapasitas kepemimpinan dan rekam jejak pribadi orang tersebut dalam kiprah kemasyarakatan, pembelaan HAM, wawasan kebangsaan, dan lain-lain. Apakah RI (Rhoma Irama) punya kapasitas-kapasitas itu jika dibandingkan dengan misalnya, "The Big Four" (Mega, Prabowo, JK, dan Ical)?" tulis Hikam dalam akun jejaring sosial miliknya. [dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: