“Kalau sudah tahu siapa dalangnya, maka perlu aparat yang berwenang menangkap dan seret ke pengadilan. Tegakkan keadilan dan jamin transparasinya,†ujar Pengamat terorisme dan intelijen, Harits Abu Ulya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/8).
Seharusnya BIN melakukan deteksi dini dengan memberikan
early warning hingga langkah preventif melalui beragam strategi guna mereduksi gerakan yang akan muncul.
“Idealnya BIN sudah melakukan pemetaan potensi konflik atau ancaman dengan berbagai level, seperti faktor-faktor pemicu konflik sosial serta terkait kewilayahan atau teritori yang rawan konflik. Jadi wajar dalam kasus rusuh Papua kali ini BIN dianggap kecolongan,†jelasnya.
Kinerja ini pun mengecewakan mengingat pendanaan BIN cukup besar serta didukung dengan teknologi canggih dan jumlah jejaring SDM yang banyak.
“Kasus sudah meledak, lantas BIN baru menguar data soal dalang kerusuhan dan sebagainya. Tentu publik melihat ada
something pada kinerja BIN,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: