Kabar ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dalam Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
"Tolong untuk rekrutmen dosen hati-hati, karena kami menemukan rektor yang terindikasi ISIS," beber Suhardi dalam paparannya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, 2000 rektor dan direktur perguruan tinggi dari berbagai daerah di tanah air.
Suhardi mengaku sudah menghubungi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir agar diambil tindaÂkan tegas. "Artinya infiltrasi, sudah ke berbagai macam bidang. Ini yang perlu kita waspadai."
Bekas Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri ini menambahkan, 'Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme' dilakukan dalam semangat menjaga keutuhan bangsa, dengan wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan radikalisme. Ke depan, kata Suhardi, aksi-aksi seperti ini harus terus dilakukan.
Suhardi mengatakan, pemahaÂman melalui pendalaman kegiatan akademik mengenai sejarah laÂhirnya Pancasila harus digalakkan. "Perguruan Tinggi Indonesia harus menjadi pintu gerbang keberlangÂsungan Pancasila dan menjaga bingkai NKRI," kata Suhardi.
Warga dunia maya yang mengetaÂhui kabar tersebut langsung bereaksi. Netizen khawatir adanya indikasi pemahaman radikal telah masuk dunia pendidikan.
"Jadi.. ttg adanya rektor yg terindikasi ISIS, ganti aja ya, pak @jokowi. Dideradikalisasi aja rekÂtornya," cuit akun @RinjaniJB.
"Sikat pak. Bila perlu sekaÂlian DIGEBUK...." ujar akun @ Arturoghati.
"Itu lebih penting dan fakta, ketimbang menghembuskan isu PKI sebagai dagangan politisasi jelang 2019. #savenkri#nkrihargamati," tutur akun @boyheboy.
"Nah informasi yg begini yg bagus," ujar akun @enny_endahmemuji.
"Rektor terindikasi ISIS, bukti bahwa ISIS bukan masalah kurang pengetahuan, ataupun pendidikan. Tetapi ideologi berbasis agama," kata akun @albertkakiay berpendaÂpat.
"Untung baru rektornya yg ISIS... Lha kalo ketua kopertis dan dirjen diktinya kan bahaya lagi bro...!!!" tutur akun @Pra36620672Heru was-was.
"@BNPTRI @BIN_Official @ INTERPOL_Cyber lakukanlah opÂerasi senyap counter attack ISIS @ PolhukamRI @BrimobDensus88," ujar akun @MahatmantoTewel.
Namun akun @sng_p justru memÂpertanyakan tindak lanjut dari inforÂmasi yang disampaikan bos BNPT tersebut. "Terus BNPT do what terhadap rektor ybs pak? Curious," tanya akun @FarinaPane.
"Sebut nama dong!!! Bila negara nggak menghukum, biar sosial yang menghukum," cuit akun @endogdaÂdar. "Berarti mereka bukan WNI lagi kan? Kok nggak ditangkap?," kritik akun @Aldiasman.
"Kalau sudah penganut paham isis knp gak ditangkap dan dihuÂkum?" timpal akun @justwarning.
Akun @paulodibala2107 berÂpendapat, bila lingkungan kampus sudah banyak yang terlibat ISIS, tentunya faktor kemiskinan bukan lagi jadi alasan.
"Bukan orang miskin saja yg bisa tergoda menjadi teroris, orang pintar (dekan), orang kaya (pemiÂlik konveksi), politikus (anggota dprd), dan hamper menyentuh semua kalangan jadi bisa disimpuÂkan teroris muncul bukan karena kemiskinan, kesenjangan ekonomi tapi karena paham yg mereka yaÂkini," kicaunya.
Namun hukuman apa yang cocok untuk rektor yang terbukti gabung ISIS, pendapat netizen justru beÂragam. "tangkap dan hukum mati," tegas akun @ed_tirta. "Mutasiin aja jd kepala sekolah TK pa Alius, biar siuman!" tegas akun @sng_p.
"Harus dihukum, mengingat perguruan tinggi adalah tempat ditempanya orang2 berilmu yang siap terjun ke masyarakat."
Akun @rizalcreatif justru meÂnanggapi nyinyir kabar tersebut. "Berarti benar dugaan saya, malah saya curiga ada Rektor yang angÂgota
Power Ranggers, Spiderman, Batman dan
Iron Man," ledeknya.
"yg terindikasi PKI/ komunis ada nggak pak," cuit akun @krtmlm.
Sebelumnya, Menristekdikti Muhammad Nasir sempat membeÂberkan informasi yang sama. Kata dia, ada laporan, ada calon rektor di perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia ternyata bergabung dengan kelompok ISIS.
"Kemarin ada dari PTS mengangÂkat seorang dekan menjadi calon rektor. Dan yang terjadi, dia ternyata tergabung dalam ISIS," ungkap Prof Nasir yang tidak menyebutkan PTS yang dimaksud.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo juga mengungkapÂkan, ada seorang dekan merupakan penganut paham ISIS.
"Informasi Pak Dikti ada sesÂeorang dekan yang sudah mau jadi, mau jadi pimpinan perguruan tinggi pada saat mau pelantikan, baru keÂtahuan bahwa dia adalah penganut ISIS," kata Tjahjo.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Rikwanto menuturkan, rekruitmen ISIS sudah menyasar pada lingkungan kampus. "Tidak semua ya. Lewat acara-acara di masjid kampus. Ini hasil pemerikÂsaan tim Detasemen Khusus," beber Rikwanto. ***
BERITA TERKAIT: