Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Skenario Saracen dan Umat Islam

Senin, 28 Agustus 2017, 03:48 WIB
PERTAMA sekali membaca berita-berita seputar Saracen seolah kembali ke sejarah Islam. Saracen merupakan sebutan bagi umat Islam yang dianggap mengganggu umat lain. Menuliskan ini penuh kewaspadaan karena tuduhan sebagai anggota saracen sangat mudah.

Siapapun bisa menjadi tersangka karena dinyatakan terlibat kelompok saracen. Digital war memang perlu digital forensik dan bukti bisa dengan dimanipulatif. Bila anda pernah menonton film serial killer Dexter misalnya. Peran utama dalam film itu merupakan seorang ahli darah untuk kepolisian, seorang patologi.

Keahlian Dexter membaca darah di TKP atas kasus pembunuhan. Dia harus menemukan sebab kematian, apakah alamiah, bunuh diri, dibunuh, kecelakaan atau tidak jelas. Namun Dexter sering sekali menyembunyikan fakta kepada teman-temannya. Keahliannya digunakan untuk membunuh para pembunuh yang cenderung lepas dari "tangan" hukum.

Keahlian membuat TKP (Tempat Kejadian Perkara) tanpa jejak, tanpa DNA bahkan bila nyaris dicurigai akan mampu dialihkan pada orang lain yang kemudian dijadikan tersangka walaupun tersangka itu sebenarnya sudah dibunuhnya. Kecerdasan yang membuatnya bebas dari segala tuntutan hukum.

Kasus saracen yang merupakan jaringan mafia digital akan sulit diketahui kebenarannya. Siapapun pelaku utamanya, tentu dia telah sadar bahwa hari ini pasti datang, tidak ada kejahatan yang sempurna. Lalu begitu mudahkah kepolisian memberangus saracen family.

Saya percaya bahwa saat ini para tokoh utama saracen telah menemukan solusi. Mereka dengan segala cara akan memberikan "hadiah" tersangka kepada pihak-pihak yang dianggap logis menjadi tersangka. Tokoh politik yang dianggap kritis terhadap pemerintah, aktivis agama, adalah salah satu target potensial.

Saracen dengan kemampuan digitalnya akan menjadikan situasi ini sebagai keuntungan. Riuhnya pemberitaan memudahkan bagi saracen untuk melakukan langkah antisipatif. Saat ini bisa jadi mereka telah menguasai beberapa akun sosmed dan website.

Kemampuan digital saracen bahkan mampu memanipulasi banyak hal. Selain berita hoax yang sering disebarkan, mereka pasti mampu melakukan operasi senyap. Operasi yang berujung pada penuduhan terhadap umat Islam. Setidaknya sejarah saracen menyebutkan Islam dengan konotasi negatif.

Pembuktian digital dan manipulasi digital setidaknya sudah memakan korban. Kasus Habib Rizieq yang menurut pakar ITE adalah rekayasa setidaknya menjadi contoh bagaimana ITE kita rentan manipulatif. Saracen pasti telah siap berperang dengan cyber-crime polri.

Bukan bermaksud menganggap remeh kapabilitas Cyber-Crime Polri akan tetapi saracen "pemain lama". Saracen bakal mampu mengatasi cyber-crime tanpa tertangkap, jika ada yang tertangkap pastilah "korban" kriminalisasi saracen. Saat ini cyber-crime Polri pastinya sedang dikontrol saracen, polri berasumsi pihaknya berhasil menangkap atau membongkar jaringan saracen.

Padahal bukan saracen utama bila ia tertangkap apalagi bila diketahui identitasnya. Relawan saracen pemain figuran bisa saja ditangkap polri akan tetapi tokoh utamanya pasti akan aman. Cyber-Crime polri sebaiknya meminta bantuan para hacker untuk menangkap jaringan saracen.

Kita ketahui bersama sejak aksi umat Islam yang menuntut Ahok dipenjara, hubungan kepolisian dan umat Islam kurang harmonis. Situasi dengan mudah dimanfaatkan saracen apalagi enggannya cyber-crime polri meminta bantuan hackers. Saracen memang menargetkan umat Islam sebagai tersangka pasca isu terorisme lenyap.

Harapan kita semua kemudian para hacker Indonesia bisa membantu polri sekaligus umat Islam serta bangsa Indonesia. Kita berharap hackers membantu mengungkap kelompok saracen yang sesungguhnya bukan saracen boneka kekuasaan. Potensi fitnah harus dicegah agar tidak terjadi dan fitnah itu menuju unat Islam.

Cyber-Crime Polri tak perlu gengsi melakukan pengumuman dan meminta bantuan hackers. Bila melibatkan mereka kasus saracen dipastikan tidak sampai satu bulan bisa terungkap sampai ke para donatur saracen. Harapan saya tulisan ini tak menjadikan saya sebagai tersangka saracen

Don Zakiyamani

Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA