Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PT Brahma International: Kami Ikut Negosiasi, Tapi Tidak Keluarkan Uang Tebusan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 02 Mei 2016, 17:47 WIB
PT Brahma International: Kami Ikut Negosiasi, Tapi Tidak Keluarkan Uang Tebusan
net
rmol news logo PT Brahma International menyatakan terlibat dalam usaha diplomasi pembebasan kru kapal kapal tongkang Anand 12 dan kapal tunda Brahma 12 dari cengkeraman teroris Abu Sayyaf di Filipina.

Staf hukum dan relasi PT Brahma International, Yan Arief, mengaku pihaknya dan PT Patria Maritime selaku mitra PT Brahma International, ikut ambil bagian dalam upaya negosiasi bersama pemerintah RI dengan mengirimkan tim.

Meski pihaknya ikut dilibatkan, namun Arief menjelaskan pihaknya tidak mengeluarkan uang tebusan yang diminta kelompok milisi Abu Sayyaf.

"Semuanya ini kami serahkan kepada tim negosiator, jadi tidak ada penyerahan uang dari PT Brahma International," ujar Arief dalam jumpa pers di Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/5).

Lebih lanjut Arief jelaskan bahwa pembebasan 10 anak buah kapal adalah berkat diplomasi pemerintah. Dirinya tidak mengetahui jika ada pihak lain yang membantu pemerintah untuk membebaskan sandera.

"Ada tim yang ikut dalam negosiasi. Proses negosiasi itu tim yang lakukan. Kita tidak tahu apa yang dilakukan, yang pasti yang dilakukan untuk supaya sandera dapat kembali selamat," lanjutnya.

Sejak 26 Maret 2016, sepuluh awak kapal bermuatan batubara milik perusahaan tambang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu disandera Abu Sayyaf. Para awak kapal dan seluruh muatan batubara dibawa penyandera ke tempat persembunyian mereka di salah satu pulau di sekitar Kepulauan Sulu. Kelompok Abu Sayyaf kemudian meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14 miliar untuk membebaskan para sandera.

Pemerintah Filipina sendiri menjelaskan kelompok milisi Abu Sayaff membebaskan 10 ABK itu pada Minggu tengah hari. Beberapa orang tak dikenal mengantar semua kru kapal tunda itu ke kediaman Gubernur Abdusakur Tan Jr di Pulau Jolo.

Sementara, pada Minggu sore, Presiden Joko Widodo menyampaikan informasi soal pembebasan 10 WNI tersebut. Tanpa menyebut detail pihak-pihak yang dimaksud, Presiden mengucapkan terima kasih yang besar bagi anak bangsa yang turut membantu pembebasan sandera itu.

Kedua, atas nama negara, Presiden juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Pemerintah Filipina. Kerja sama yang baik itu, lanjut presiden, harus diteruskan karena masih ada empat warga negara Indonesia yang masih disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA