Pengamat pertahanan nasional Indonesia Edy Prasetyono mengatakan Indonesia sebagai poros maritim dunia berarti menjadikan Indonesia sebagai referensi maritim, mulai dari ilmu pengetahuan, budaya, hukum, pengetahuan, dan bahkan teknologi.
"Ini berarti pemerintah harus mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat interaksi maritim karena peran pentingnya," ujar dia ketika menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) di Batam, Kepulauan Riau (Rabu, 10/9).
Edy menyebut, pemerintah Jokowi juga harus menentukan karakter interaksi maritim yang diikuti oleh pengembangan berbagai kekuatan, baik berupa armada perang, armada niaga, armada logiatik, maupun armada industri. Hal itu, tekannya, harus dibarengi dengan alokasi anggaran yang memadai.
"Tidak ada satupun negara yang mau punya kejuatan militer yang anggarannya di bawah dua persen dari GDP selain Jepang, karena Jepang terikat dengan konstitusinya," tandas Ketua Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia itu.
[dem]