Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kata Sekjen FUI, Ini Mengapa Opini ISIS Jadi Gempar Bak Tsunami

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 10 Agustus 2014, 13:33 WIB
rmol news logo Forum Umat Islam (FUI) menengarai adanya upaya pihak-pihak tertentu mem-blow up masalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)  sebagai suatu peristiwa besar dan gempar untuk menutupi suatu perkara atau beberapa perkara agar tidak menjadi perhatian masyarakat.

"Sebab kita tahu, saat ini ada peristiwa besar yakni pembantaian kaum muslimin di Palestina oleh tentara agresor penjajah Israel sejak awal Ramadhan kemarin, yang telah menewaskan 1886 warga muslim Palestina sebagai syuhada," papar Sekjen FUI, KH Muhmmad Al Khaththath dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Minggu (10/8).

Pembantaian yang dilakukan Israel tersebut, lanjut Al Khaththath, telah menimbulkan reaksi hebat kaum muslimin di mana-mana. Solidaritas kaum muslimin untuk memberikan bantuan kepada umat Islam Palestina dalam segala bentuk, sangat terlihat di Indonesia dan negara-negara lain. Bahkan, seorang menteri muslim Inggris mundur sebagai bentuk protes terhadap pembantaian tersebut.

"Sementara itu, di dalam negeri ada masalah Pilpres yang berlanjut ke Mahkamah Konstitusi, yang dengan segala bumbunya bisa menjadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak," katanya pula.

Belum lagi, kata dia, masalah-masalah lain seperti korupsi Century, Hambalang, Bus Transjakarta dan lain-lain yang belum tuntas, maupun berbagai peristiwa yang menyangkut penodaan terhadap agama Islam.     

Kedua, FUI melihat adanya pihak-pihak tertentu yang membawa misi luar negeri, untuk menjadikan ISIS sebagai musuh bersama dunia.

"Kita tahu bahwa ISIS ini semula adalah Al Qaeda, yang merupakan para mujahidin yang pernah direkrut dan dilatih oleh AS dalam menghadapi perang melawan Uni Soviet di Afghanistan," jelasnya.

Namun, setelah penyerbuan Amerika Serikat ke Afghanistan dan Irak, para mujahidin ini melakukan perlawanan hingga membuat negara adidaya itu kewalahan. Pasalnya, rezim bonekanya, Hamid Karzai tidak efektif. AS juga sudah kewalahan menghadapi gempuran para mujahidin di Irak. AS pun memberikan solusi Irak dibagi tiga, Syiah, Kurdi, dan Sunni.  

Jatuhnya Mosul ke tangan ISIS menambah kekhawatiran AS.  Bahkan, Obama mengancam akan menyerbu ISIS bila telah sampai ke Irbyl di Irak Utara. Untuk meringankan beban AS, mereka menggiring opini dunia untuk memusuhi ISIS. Apalagi ISIS telah mengumumkan dirinya sebagai Khilafah atau Daulah Islamiyyah (Islamic State), secara umum yang menimbulkan sejumlah reaksi ketidaksetujuan dari berbagai faksi mujahidin, kalangan harakah dan ulama di Timur Tengah. Opini pesanan AS itu terwujud, yaitu menjadikan ISIS sebagai ancaman keamanan nasional.

"Itulah, mengapa opini ISIS tiba-tiba begitu besar dan gempar bak terjadi tsunami atau gempa besar di tanah air," jelasnya.

Padahal, menurut dia, rakyat Indonesia belum tahu apa sejatinya ISIS itu, dan tidak pernah bersentuhan dengan mereka. Bahkan adanya dukungan dari Indonesia juga baru dari segelintir orang yang punya ghirah jihad.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA