Abraham Samad Nasehati Sutarman Benahi Polri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 17 November 2013, 22:22 WIB
Abraham Samad Nasehati Sutarman Benahi Polri
samad-sutarman/net
rmol news logo Figur pemimpin yang jujur secara pribadi, tapi berguna untuk banyak orang mulai sulit ditemukan sepeninggal mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso.

Demikian disampaikan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad saat peluncuran buku "Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan" peluncuran buku berjudul 'Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan' di toko buku Gramedia Pondok Indah, Jakarta, Minggu (17/11).

Dalam pandangan Samad, Hoegeng merupakan sosok pemimpin yang berani, jujur, dan tegas demi kebaikan bangsa. Ini, lanjutnya, diperlihatkan saat Kapolri di era terakhir kepemimpinan Presiden Sukarno ini berani memerintahkan Kapolda Budi Darmo untuk menangkap jenderal bintang tiga, Komjen Siswadi yang melakukan korupsi.

"Untuk pertama kalinya letnan jenderal ditangkap dan divonis 8 tahun. Ini yang perlu dilakukan oleh Sutarman untuk bersihkan tubuh polri. Sekarang ada kasus Djoko Susilo, Labora Sitorus dan perwira di ESDM," tegas Abraham.

Pun begitu, Abraham tidak setuju dengan kalimat yang menyebut hanya ada tiga polisi baik yaitu patung polisi, polisi tidur dan Polisi Hoegeng. Menurutnya, banyak polisi baik di Indonesia. Hanya saja mereka tidak terlihat dan hanya ditempatkan di divisi yang normatif, bukan penindakan.

"Polisi baik bukan hanya Hoegeng. Masih banyak yang kita tidak tahu. Tapi Pak Sutarman, jangan tempatkan mereka di bagian diklat (pendidikan dan pelatihan). Tempatkan di penindakan, jadi mereka bisa menindak yang salah. Kalau di diklat, mereka enggak bisa buat apa-apa," saran Abraham kepada Sutarman.

Abraham menekankan bahwa apa yang ia sampaikan ini bukan berarti KPK memusuhi Polri. Ia justru mengaku senang lantara Polri mengirimkan perwira-perwira terbaiknya di KPK sebagai penyidik. Ia berharap penyidik lainnya di Polri dapat bekerja seperti di KPK sehingga dapat memberantas korupsi mulai dari internal institusi itu.

"Anak-anak Pak Tarman yang dikirim ke KPK adalah yang terbaik. Bersama Pak Sutarman ini, kita harapkan ada keberanian untuk membenahi institusi Polri," demikian Abraham. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA