Jokowi mengatakan, sektor otomotif merupakan elemen penting penggerak roda ekonomi Indonesia. Termasuk memberiÂkan lapangan kerja bagi 1,4 juta pekerja di Indonesia.
"Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan dari segi otomotif. Yang pertama adalah meluasnya fenomena mobil listrik yang sudah mulai diterapkan di berbagai negara," ujarnya saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD Tangerang, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Jokowi ditemani oleh Menteri PerindusÂtrian Airlangga Hartarto,
Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Desa, PemÂbangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Umum Gabungan Industri KenÂdaraan Bermotor Indonesia (GaiÂkindo) Yohannes Nangoi.
Tantangan lainnya adalah teknologi distrupsi. Di mana perkembangan teknologi seperti kendaraan otonom dan transÂportasi online membuat industri otomotif harus meredefinisi arti mobil. Sehingga inovasi tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian dari sebuah transportasi.
Bekas Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta, agar industri otomoÂtif mendukung program B20 yang akan diterapkan oleh pemerintah untuk menghemat devisa. "Saya minta dukung penuh ini supaya substitusi biodisel produksi lokal bisa kita optimalkan semaksimal mungkin," katanya.
Untuk mendukung implemenÂtasi kebijakan tersebut, pemerÂintah juga akan memberikan insentif bagi produsen yang mau menjual biodiesel ke sektor non-PSO (
Public Service Obligation). Perluasan insentif dan pengguÂnaan B20 akan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres).
"Saat ini kita sebagai negara perlu dolar menerima dolar. Kita sudah hitung dengan asumsi minyak mentah 70 dolar AS per barel dan dengan asumsi peningÂkatan penyerapan biodiesel akan mengangkat harga minyak sawit menjadi 100 dolar ASlompatanÂnya besar sekali," ujarnya.
Bila Indonesia bisa mengimÂplementasikan hal tersebut itu maka negara menghemat deÂvisa sebesar 5,9 miliar dolar AS. "Hampir 6 miliar dolar ASdan proses ini akan saya ikuti terus karena biasanya kita kalau sudah rapat iya, iya tapi keluar rapat lupa semua, sekarang enggak, saya ikuti terus," ujarnya.
Menteri Perindustrian AirÂlangga Hartarto mengatakan, pemerintah sudah membuat peta jalan 2025 dengan menargetkan 25 persen kendaraan diproduksi di Indonesia adalah kendaran listrik atau termasuk low carbon emotion vehicle (LCEV)
"Saat ini juga ada implemenÂtasi B20 yang seluruh industri otomotif sudah siap kalau inÂdustri otomotif siap maka yang lain pasti siap karena dari sisi teknologi yang paling
compliÂcated di otomotif," katanya.
Menurut Airlangga, penerapan ambang batas menjadi penting karena industri saat ini memÂproduksi dua jenis mesin, yaitu mesin euro 2 dan euro 4. "Tapi euro 2 tidak bisa diekspor karena dunia sudah memakai euro 4 jadi kita ke euro 4," ujarnya.
Coba Mobil DesaSetelah membuka GIIAS, Jokowi langsung menuju menuju Hall 3 untuk melihat langsung Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Jokowi terlihat anÂtusias dan sangat tertarik dengan AMMDes. "Kalau duduk merasa nyaman sekali," ujarnya.
Jokowi pun langsung mencoba AMMDes ditemani Airlangga Hartarto dan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo. "Saya menyamÂbut baik inovasi AMMDes. Ini satu jenis tapi kaitan dengan industri hukumnya sangat banÂyak," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, berdasarÂkan informasi yang ia terima lebih dari 70 industri komponen dalam negeri siap menjadi peÂmasok komponen AMMDes. "Industri otomotif harus keluar dari zona nyaman. Kita harus terÂus dinamis kerja keras menerusÂkan menerapkan inovasi yang diperlukan," tuturnya. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: