Tontowi/Liliyana Bisa Raih Emas

Asal Tidak Cedera Selama Olimpiade

Jumat, 20 Juli 2012, 09:35 WIB
Tontowi/Liliyana Bisa Raih Emas
Tontowi/Liliyana

RMOL. Harapan Indonesia untuk mempertahankan tradisi emas Olimpiade dari cabang bulutangkis hanya bertumpu ganda campuran. Tapi, dengan jaminan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bisa konsisten dan tidak cedera.

Hal itu disampaikan bekas pe­bulutangkis nasional Icuk Sugi­arto di sela-sela penutupan turna­men bulutangkis Yonex-Sunrise Jakarta Open I 2012 di GOR Pe­li­ta Bakrie, Cengakreng Jakarta, ke­marin.

Menurutnya, pasangan Tonto­wi/Liliyana tetap harus mewas­pa­dai dua pasangan asal China se­ba­gai lawan terberat, yakni Nan Zhang/Yunlei Zhao dan Chen Xu/Jin Ma yang menempati pering­kat satu dan dua dunia.

“Harapan kita mempertahan­kan tradisi emas Olimpiade ha­nya bertumpu pada ganda cam­puran yakni Tontowi/Liliyana. Ke­me­nangan di All England 2012 men­jadi motivasi bagi ke­duanya,” kata Icuk.

Hal sama juga diutarakan le­gen­da bulutangkis Indonesia, Chri­sti­an Hadinata. Menurutnya, harapan itu bisa tercapai, jika tim Merah Putih bisa berjuang ekstra keras.

“Meski peluang mereka ada­lah yang terbesar untuk meraih emas. Namun, Tontowi/Liliyana harus mewaspadai lawan-lawan terberat mereka seperti China, Korea dan Jepang,” kata Christi­an disela peberian bonus PB Dja­rum di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, di Olimpia­de 2012, tim Merah Putih akan menurunkan sembilan atlet pada cabang bulutangkis. Mereka adalah ganda putra Muhammad Ahsan/Bona Septano, ganda cam­puran Tontowi Ahmad/Li­li­y­ana Natsir, ganda putri Greysia Polii/Meiliana Jauhari, tunggal putra Taufik Hidayat dan Simon Santoso dan yang terakhir tung­gal putri Adrianti Firdasari.

Namun peluang terbesar me­ngantongi medali emas ada pada Tontowi/Liliyana. Soalnya, dari kesembilan atlet yang berangkat ke London, Tontowi/Liliyana me­­nempati rangking tertinggi, yaitu peringkat empat dunia.

Tapi, baik Icuk maupun Chris­tian sepakat, bahwa kekalahan Tontowi/Liliyana di Indonesia Open di partai final oleh pasa­ngan Thailand, Sudket Prapaka­mol-Saralee Thoungthongkam harus menjadi perhatian khusus.

“Di London, Thailand bisa men­jadi kuda hitam. Tim Indo­nesia harus tetap waspada karena setiap kemungkinan bisa terjadi,” katanya.

Sementara itu, Tontowi /Li­liyana tak ingin terbebani dengan target medali emas. “Pada Olim­pia­de Beijing saya dan Nova di­an­­dalkan untuk meraih emas, se­karang ber­sama Tontowi juga di­targetkan emas. Jadi, saya sudah cukup ter­biasa dengan situasi se­perti ini. Saya tak ingin menja­di­kan hal ini sebagai beban, tapi dijadikan m­otivasi saja,” kata Liliyana.

Bersama Nova, Liliyana mem­­bawa pulang medali perak, sete­lah gagal di babak final Olim­piade Beijing 2008. Keduanya dikalahkan pasangan Korea, Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung.

Di tempat terpisah, Icuk meng­­­apresiasi animo masyarakat ter­hadap digelarnya Kejuaraan Bu­lutangkis Yonex-Sunrise Jakarta Open I 2012 yang berlangsung mulai 14-19 Juli. Buktinya, tur­namen tersebut diikuti 815 pe­ser­ta dari seluruh Indonesia.

“Saya ucapkan selamat kepa­da para pemenang, juara tunggal kelompok umur pemula dan re­maja putra-putri akan ikut ber­kom­petisi pada kejuaraan Li Ning Youth Singapore bulan De­sember mendatang,” kata Icuk yang juta Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta.

Menurutnya, dengan berakhir­nya kejuaraan tersebut, Peng­prov PBSI DKI Jakarta telah menja­lankan programnya secara kon­sis­ten di bidang pembinaan, khu­susnya untuk kelompok usia dini.

“Kami berharap melalui Yo­nex Sunrise Jakarta I 2012 ini akan lahir atlet bulutangkis muda berbakat yang siap mengem­ba­likan kejaya­an dan citra In­do­ne­sia di duni Inter­nasional,” ka­ta­­nya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA