Saat ini, baru dua unit SPPG yang beroperasi. Sehingga butuh pembentukan 37 SPPG tambahan.
Hal ini disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Edi Wuryanto, saat kegiatan sosialisasi MBG kepada ratusan bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Gedung KPRI Kecamatan Pancur, Rembang, belum lama ini.
"Program MBG ini baru, banyak yang harus dipahamkan, dan MBG melibatkan masyarakat, terutama bagi yayasan yang tertarik bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Lalu sistem kerja dari BGN yang melibatkan banyak stakeholder," terang Edi Wuryanto, diwartakan
RMOLJateng, Rabu 14 Mei 2025.
Edi menjelaskan bahwa tujuan utama program MBG adalah memperbaiki asupan nutrisi anak-anak di Rembang, juga di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, peran tenaga kesehatan seperti bidan, perawat, dan profesi lainnya sangat dibutuhkan.
Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN, Tengku Syahdana, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun sistem pelayanan gizi yang berkelanjutan.
Menurutnya, MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat.
“SPPG yang ada ini bisa menyerap tenaga kerja, menyerap bahan pangan lokal. Kami berharap seluruh stakeholder siap mendukung program strategis nasional dari Bapak Presiden,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Rembang, Harno, menyambut baik hadirnya program MBG di wilayahnya.
Ia menilai keberadaan SPPG akan menjadi instrumen penting dalam menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan di berbagai desa.
“Rembang sangat menanti program ini. Kami siap mendukung penuh agar anak-anak di Rembang bisa tumbuh sehat dan cerdas,” pungkas Harno.
BERITA TERKAIT: