Hal tersebut ditegaskan Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo merespons klaim Hutama Karya yang berdalih pengerjaan proyek tersebut sudah terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak MRT.
“Berdasarkan informasi dari tim kami di lapangan, struktur
crane dibangun di area insiden tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pihak MRT Jakarta," kata Ahmad Pratomo dalam keterangan resmi nya, Sabtu (1/6).
Saat ini, MRT belum bisa memastikan penyebab jatuhnya besi di ruas rel Stasiun Blok M BCA dan ASEAN hingga menimpa kabel listrik pada Kamis (30/5).
Pihak MRT juga menyinggung pernyataan Hutama Karya bahwa penyebab jatuhnya material proyek Gedung Jaksa Agung karena induksi elektromagnetik yang mengakibatkan crane mati.
"Itu merupakan respons terlalu dini dan masih perlu dibuktikan lebih lanjut, sebab berpotensi menimbulkan kegaduhan dan spekulasi yang tidak semestinya di masyarakat," kata Ahmad.
Pihak MRT pun saat ini sedang melakukan analisis terhadap dampak insiden, baik dari aspek bisnis, layanan, hingga infrastruktur sarana dan prasarana MRT.
BERITA TERKAIT: