Salah satunya dialami PT KAI (Persero) yang notabene perusahaan BUMN, namun tak luput dari dampak pandemi Covid-19.
Manajer Keuangan PT KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Erwin menuturkan, pandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi salah satu BUMN tersebut. Sebab di tahun 2020 terjadi penurunan penumpang sangat signifikan dan menyebabkan kerugian dengan nilai fantastis.
"Kerugian perusahaan selama pandemi mencapai Rp 1,75 triliun," tutur Erwin dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (8/4).
Namun pada awal tahun 2021, pendapatan PT KAI mulai kembali menggeliat dan menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020.
Pada Maret 2021, pendapatan PT KAI mencapai Rp 322 juta per hari, lalu pada April 2021 mencapai Rp600 juta per hari.
"Namun dibanding kondisi normal masih jauh. Rata-rata kondisi normal kita Rp 2,5 miliar per hari," lanjutnya.
Kendati demikian, PT KAI menyiasati kurangnya pendapatan melalui penyediaan GeNose C-19 guna meningkatkan omzet. Setiap bulan, pengguna layanan GeNose C-19 terus meningkat dengan signifikan.
"GeNose digunakan sebagai syarat untuk memudahkan penumpang dalam melengkapi persyaratan perjalanan menggunakan kereta api jarak jauh," tutupnya.
BERITA TERKAIT: