Ucapan Bakri yang merupakan legislator asal Jambi terlontar saat rapat Komisi V DPR RI bersama Dirjen Cipta Karya dan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) pada Selasa (26/1).
"Saya kemarin diajak teman-teman Komisi V (DPR) kunjungan ke NTT. Tidak ada yang istimewa di sana, paling yang istimewanya komodo saja," kata Bakri dalam potongan video yang viral di media sosial.
Tidak lama, Bakri pun meminta maaf atas ucapannya itu. Dia mengatakan ucapannya itu hanya kecemburuan sesaat pada pemerintah yang menurutnya tidak memberikan perhatian terhadap wisata di daerah lain.
"Jadi kecemburuanlah, kita juga minta pemerintah pusat bagi-bagi juga kita ini di dapil Anggota Komisi V, cuma bahasa saya tidak ada yang istimewa itu yang membuat mereka merasa direndahkan," ujarnya.
Meski sudah meminta maaf, aktivis Milineal Peduli Pariwisata Ekonomi Kreatif Indonesia (MP-Parekraf) Ary Kapitang mengingatkan Bakri untuk hati-hati berucap.
"Terlebih dahulu saya ingin sampaikan bahwa Tuhan sudah berikan karunia-Nya berupa kekayaan alam di setiap wilayah yang ada di NKRI dengan berbagai macam potensi yang ada, kelebihan maupun kekurangan masing-maisng itu sunatullah," ujar Ary dalam keterangannya, Senin (1/2).
Kalau pun ada kecemburuan, kata Ary yang merupakan putera daerah Alor di NTT ini, Bakrie bisa mengusulkan anggaran melalui mekanisme dan kewenangan parlemen.
"Kalau ada kecemburuan sosial terkait anggaran untuk pengembangan wisata di dapil Bapak Bakri di Provinsi Jambi, kan bisa di usulkan lagi tanpa harus menyepelekan potensi wisata daerah lain," katanya.
Menurutnya, setiap daerah memiliki nilai jual pariwisata prioritas. Terlebih, NTT sudah dikenal dengan komodo sebagai salah satu ikon wisata.
"Pulau Komodo menjadi ikon pariwisata Indonesia maupun dunia. Ini di tandai dengan masuknya satwa langka komodo sebagai 7 keajaiban dunia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: