Miliki Modal Lebih Dari Cukup, Surakarta Harusnya Mampu Kembangkan Heritage Tourism

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 04 November 2020, 12:50 WIB
Miliki Modal Lebih Dari Cukup, Surakarta Harusnya Mampu Kembangkan <i>Heritage Tourism</i>
Kota Surakarta punya banyak modal untuk mengembangkan heritage tourism/Istimewa
rmol news logo Sebagai kota yang memiliki banyak aspek penting untuk pengembangan heritage tourism, harus diakui kalau Surakarta masih tertinggal dari tetangga dekat mereka, Yogyakarta.

Hal ini terungkap saat Program Studi Kajian Pariwisata Universitas Gajah Mada (UGM) mengadakan webinar nasional bertajuk "Heritage Tourism di Surakarta Kota: Model Pengembangan Berbasis Kearifan Lokal?", Selasa (3/11).

Surakarta sendiri memiliki Keraton Kasunan dan Pura Mangkunegaran yang menjadi modal untuk mengembangkan heritage tourism. Dua keraton itu pun telah menjadi anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) sejak 2008.

Bicara soal modal, Surakarta bisa dikatakan memiliki hampir semua aspek penting untuk pengembangan model pariwisata ini. Seperti budaya yang dijunjung tinggi, bangunan sejarah, kuliner, dan akses yang relatif mudah.

Tetapi ternyata dalam perkembangannya, pariwisata di Surakarta tidak semeriah kerajaan tetangganya, Yogyakarta.

Dr Erna Sadiarti yang menyoroti Kawasan Cagar Budaya Permukiman Baluwarti mengatakan, ada dua persoalan yang membuat kegiatan pariwisata budaya di Surakarta belum dapat berkembang. Yaitu masalah internal dan masalah external.

Masalah internal, terang Erna Sadiarti, di antaranya keterbatasan lahan, pelapisan sosial tradisional, status kepemilikan tanah, dan konflik internal di dalam struktur keraton.

Sedangkan masalah eksternal yaitu kebijakan pemerintah yang belum difokuskan pada pengelolaan pariwisata berbasis kearifan lokal dan masalah dari Keraton Surakarta.

Menurutnya, heritage tourism harusnya memenuhi Kajen lan Kopen. Kajen: dihormati, disegani. Kopen: terpelihara, terawat.

Sementara itu, Prof Baiquni sebagai penanggap memandang perlu untuk membuat wisatawan tinggal lebih lama dan mengeksplorasi, mengalami, dan menikmati dari something to see ke someting to enjoy and experience.

Pengelola harus menemukan hal yang menarik bagi wisatawan yang mengungjungi Surakarta. Di antaranya batik, kuliner, dan cerita sejarah, untuk mengembangkan heritage tourism di Surakarta.

Sekadar info, dalam webinar ini bertindak sebagai pemantik diskusi Dr RR Erna Sadiarti Budiningtyas yang merupakan dosen dan peneliti Pariwisata ABA St. Pignatelli Surakarta. Sementara penanggap Prof M Baiquni dan dimoderatori oleh Dr Tri Kuntoro Priyambodo.

Webinar ini juga diikuti oleh 85 orang, baik mahasiswa, alumni, maupun masyarakat luas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA