Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, berdasarkan data Bappenas, pertumbuhan ekonomi terkoreksi oleh kejadian bencana. Dia menjelaskan, pada saat tidak terjadi bencana, ekonomi tumbuh 6,24 persen, mengalami penurunan setelah terjadi bencana seperti gempa atau tsunami penurunan 4,49 persen sehingga pertumbuhan ekonomi pasca gempa 1,75 persen.
"Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada inflasi yaitu 6,63 persen," katanya dalam Evaluasi Bencana 2018 dan Prediksinya 2019 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (19/12).
Dengan dampak tersebut, ke depan BNPB akan melakukan upaya dalam pengurangan risiko bencana. Sebagaimana Indonesia yang rawan terhadap bencana harus berinvestasi dalam pengurangan risiko bencana.
"Karena kejadian bencana, masyarakat yang hampir miskin menjadi miskin, yang miskin bertambah miskin. Padahal pemerintah sudah bekerja keras dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan," tutur Willem.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Sulteng akibat bencana alam meningkatkan jumlah penduduk miskin baru sebanyak 18.400 jiwa. Sehingga tingkat kemiskinan di Sulteng pada 2019 meningkat menjadi 14,42 persen atau mencakup 438.610 jiwa.
Dengan perbaikan ekonomi pasca pemulihan, secara perlahan kemiskinan di Sulteng kembali menurun yang diperkirakan membutuhkan waktu tiga tahun ke depan.
"Tiga tahun adalah angka perkiraan. Jadi, pemerintah akan berusaha keras untuk melakukan pemulihan secara cepat sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipulihkan," demikian Willem.
[wah]
BERITA TERKAIT: