Longsor terjadi saat hujan deras dan menyisakan lubang berdiameter satu meter di depan rumahnya. Ia bersyukur tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Syafrudin menceritakan, lubang itu sudah ada sejak Minggu siang (25/11) lalu.
“Jadi ada mobil jalan dan lewat sekitar Minggu (25/11) siang jam 11-an siang, jadi lewat cuma ban depannya itu yang kiri jeblos, jadi masuk ke dalam," tuturnya kepada wartawan di Jalan Pesona Kalisari, Jakarta Timur, Selasa pagi (27/11).
Ia bersama warga lainnya berembuk dan berinisiatif untuk menambal jalan berlubang itu. Senin siang (26/11) dilakukan penggalian. Namun di tengah penggalian turun hujan.
"Jadi pas jeblos kita gali mau cari lubangnya mana biar kuat, ternyata lagi dibuka hujan dateng," tambahnya.
Tak disangka 15 menit kemudian sekitar pukul 12.45 WIB terjadi longsor.
"Hujannya cepat, jam 12.30 WIB masih oke, istri saya masih ngawal, hujan datang sekitar 15 menit karena volume air hujan begitu kenceng langsung istri telepon udah jebol. Jadi awalnya seperti itu," ulas dia.
Saat meninjau lokasi longsor pagi tadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta rumah yang ditempati Syafrudin agar dibongkar karena rawan longsor. Disinggung soal itu, Syafruddin pun pasrah.
"Saya ikut kebijakan ini
aja lah, yang terbaik Pak Anies. Tadi dia bilang mau dibuang (dibongkar) ya sudah,
InsyAllah ada rezeki lain. Yang penting saya memikir juga untuk keselamatan yang lainnya," kata Syarifudin kepada wartawan di Jalan Pesona Kalisari, Jakarta Timur, Selasa pagi (27/11).
Ia menuturkan, rumah tersebut dibelinya dalam bentuk kavling pada tahun 2008 dan ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"(IMB) Ada. Saya belinya 2008. Saya kan udah beli jadi, sudah ada bangunan. Sertifikat ada," ucapnya.
Sebelumnya, Anies mengatakan, rumah yang ditempati Syafrudin berada di atas lahan hijau sehingga harus dibongkar. Sesuai dengan aturan tata ruang yang ada, tidak diperuntukkan untuk membangun hunian.
"Nggak masalah,
InsyaAllah itu yang terbaik, rezeki ada aja," imbuh Syafrudin.
[wid]
BERITA TERKAIT: