Lentera kuhsus yang bercorak emas itu memakai bahan bakar gas, di mana satu kali isi bisa tahan hingga 10 jam.
Begitu yang dijelaskan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyuk Sutisna menjawab rasa penasaran publik bagaimana api tersebut bisa masuk dan dibawa menggunakan pesawat.
"Jadi perlu disampaikan bahwa api ini dibawa dengan alat khusus lentera yang bisa kita lihat. Dia nyala dengan gas yang sekali kita isi itu kuat 10 jam," kata Yuyuk kepada wartawan di Museum Dirgantara, Yogyakarta, Selasa (17/7).
Untuk bisa ke dalam pesawat, sambung Yuyuk, sempat ada persoalan security pass di Bandara Internasional New Dehli. Namun hal tersebut bisa diatasi berkat adanya koordinasi antara pemerintah Indonesia dengan India.
"Kita sudah minta izin pada otoritas yang berwenang di sana dan dengan koordinasi walau perlu waktu akhirnya dapat izin untuk dibawa melalui pesawat," jelas Yuyuk.
Yuyuk menjamin, api yang dibawa selama 11 jam perjalanan di udara tersebut tidak pernah mati dan asli dari India. Adapun rangkaian pengambilan api yang memakan waktu empat hari itu disebabkan banyaknya prosesi seremonial di India.
"Di sana ada prosesi tidak sekedar mengambil api langsung kembali. Di sana ada prosesi di stadion, sempat diinapkan juga di Kedutaan Indonesia di India," pungkas Yuyuk.
[fiq]