Suwarti (67), warga Kramat Penden, Kudus, Jawa Tengah itu dijemput menggunakan becak oleh PPS. Ketua PPS Desa Kramat, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Imam Solihulhadi mengatakan, bagi kaum difabel tetap bisa ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini.
"Kita ada aturan bahwasannya untuk difabel diperlakukan khusus misalnya antrian diupayakan didahulukan dan diberi kemudahan-kemudahan lain," ujar Imam di lokasi TPS di SMP Negeri 3 Kudus, Jawa Tengah, Rabu (27/6).
Menurutnya di wilayah Kramat terdapat 3 penyandang difabel yakni tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Seluruhnya akan diberikan perlakuan khusus.
Khusus untuk tunanetra pihak PPS sendiri telah menyiapkan alat peraga khusus untuk melakukan pencoblosan. Alat itu berupa kertas dengan beberapa lubang berbentuk kotak yang telah di design sesuai dengan urutan paslon di kertas suara.
Nanti penyandang disabilitas ini hanya perlu mengikuti urutan kotak yang akan dipilih. Alat peraga itu juga dilengkapi huruf broile sebagai alat fungsi baca penyandang tunanetra.
"Alat peraganya kebetulan ini tunanetra sudah disediakan KPU seperti tadi bisa dilihat sehingga memudahkan menentukan pilihannya," pungkasnya.
Ada yang menarik, saat mencoblos, Suwarti yang didampingi oleh keponakannya dan beberap saksi itu hanya menyebutkan nomor pasangan calon. Terlihat Suwarti sudah mantap dengan pilihannya itu. Setelah selesai, Suwarti kemudian diantar pulang kembali.
[rus]
BERITA TERKAIT: