Untuk itu, perlu ada paradigma baru di dunia pendidikan dalam beradaptasi dengan kebutuhan industri.
"Hasil penelitian di Universitas Oxford Inggris menyatakan bahwa peluang penggantian pekerjaan oleh teknologi sekitar 50 persen. Efeknya, akan banyak pengangguran," kata Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum Amizar Isma, Jumat (24/11).
Karena itu, Youth Involvement Forum (YIF) yang diinisiasi Indonesia Youth Forum yang digelar di Banyuwangi pada 24-27 November kembali menjadi salah satu bagian penting dari upaya memperkuat daya saing anak muda Indonesia dalam rangka membangun jaringan dan mendorong revitalisasi pendidikan berbasis dunia usaha industri dan entrepreneurship.
Forum tersebut terinspirasi dari kegelisahan mengenai kenaikan Indeks Daya Saing Global (The Global Competitiveness Index) dari ranking 41 tahun 2016, dan ke-36 tahun 2017 tidak berbanding lurus dengan tren peningkatan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun khususnya alumni SMK. Hal ini diperkuat dengan data BPS 2015-2017 tentang adanya tren tingkat pengangguran SMK tiga tahun terakhir per Februari (2015, 2016 dan 2017) yang mengalami kenaikan cukup signifikan.
"Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi minimnya penyerapan tenaga kerja karena gap kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri," tambah Amizar.
Sebab itu, kondisi tersebut menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, inovatif, kreatif dan berdaya saing di semua sektor. Pendidikan, ketenagakerjaan, perindustrian dan lain-lain dengan membangun kesadaran dan tanggung jawab link and match di berbagai sektor agar SDM yang lahir dari institusi pendidikan sejalan dengan kebutuhan pasar usaha dan industri.
Lanjut Amizar, politicall will pemerintah sebenarnya sudah ada dengan keluarnya Inpres 9/2016 tentang revitalisasi SMK dan rangka peningkatan kualitas dan SDM Indonesia. Akan tetapi, implementasi masih lambat bahkan keberadaan inpres belum diketahui oleh banyak instansi teknis.
"Youth Involvement Forum hadir untuk menjembatani itu, mewujudkan partisipasi aktif generasi muda dan stakeholder dalam gerakan ini. Kegiatan ini diikuti oleh guru produktif SMK, usahawan muda, penggiat pendidikan vokasi, mahasiswa dalam dan luar negeri," imbuhnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: