Di Akhir Pemerintahan Jokowi, BNPB Targetkan Indeks Risiko Bencana Turun 30 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 21 Oktober 2017, 20:12 WIB
Di Akhir Pemerintahan Jokowi, BNPB Targetkan Indeks Risiko Bencana Turun 30 Persen
Jokowi-Willem/Net
rmol news logo . Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2017 di Provinsi Papua Barat pada 22-25 Oktober 2017. Peringatan Bulan PRB 2017 mengambil tema "PRB Sebagai Investasi Pembangunan.

Pemilihan tema ini sebagai sinergi terhadap semangat Nawacita di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program pembangunan yang tertuang dalam Nawacita dan terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menekankan pada penanggulangan bencana, khususnya PRB, ke dalam perencanaan pembangunan nasional hingga lokal.

Kepala BNPB Willem Rampangilei menegaskan bahwa sasaran RPJMN untuk melindungi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari ancaman bencana sehingga menjamin keberlanjutan pembangunan. Dalam RPJMN tersebut, pemerintah telah menetapkan prioritas 136 kabupaten/kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi.

"Upaya pengurangan risiko bencana bukan semata-mata sebagai pengeluaran tetapi telah diperhitungkan sebagai investasi pembangunan," kata dia dalam keterangan Humas BNPB, Sabtu (21/10).

Willem menambahkan bahwa penanggulangan bencana, khususnya upaya PRB, mampu untuk meningkatkan ketahanan sehingga tidak mempengaruhi secara serius proses pembangunan. Salah satu upaya dalam implementasi PRB tersebut dengan menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Pada 2016, BNPB bersama semua stakeholders mampu menurunkan indeks risiko bencana turun sebesar 15,98 persen; dan pada 2019 nanti diharapkan turun hingga 30 persen sesuai yang ditetapkan pada RPJMN.

Peringatan Bulan PRB 2017 tidak terlepas dari tujuan untuk memperkuat pemahaman pemerintah dan masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai investasi untuk ketangguhan. Investasi yang diharapkan mencakup pembangunan kesadaran bersama, pembangunan dialog dan pengembangan jejaring antar pelaku PRB, serta ajang pembelajaran bersama pelaku PRB di seluruh Indonesia.

"Investasi PRB perlu selalu dilakukan secara fokus dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk mendukung kemajuan-kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana ini diperlukan komitmen yang kuat antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta," kata Willem.

BNPB bersama tuan rumah Pemprov Papua Barat menyelenggarakan PRB 2017 dengan beberapa agenda seperti knowledge sharing, rally PRB, bersih sungai dan pengukuhan sekolah sungai, pelatihan manajemen bencana, pameran dan sebagainya. Penyelenggaraan yang berlangsung empat hari ini berlangsung di empat tempat, yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Raja Ampat.

Terpilihnya Papua Barat karena provinsi ini memiliki sumber daya yang besar sebagai tuan rumah berskala nasional, sarana pertukaran pengetahuan terkait PRB dan peluang dalam peningkatan pendapatan lokal melalui sektor pariwisata dan sektor ekonomi lain. Sementara itu, berbagai pihak turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan PRB ini, seperti BRI dalam mendukung pameran yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Sorong. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA