Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Sangihe yang merantau di Jakarta, Bandung dan Surabaya bisa menemukan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi.
"Lebih dari itu kegiatan ini memberikan pengetahuan bagi generasi muda Sangihe tentang salah satu kebudayaan mereka yaitu Masamper," kata tokoh Sangihe Talaud di Jakarta, Brigjen TNI AAB Maliogha, saat menyaksikan Festival Masamper di Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Utara, Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (21/10).
Menurut dia, kegiatan seperti ini sangat penting untuk melestarikan budaya Masamper yang merupakan gerakan tarian khas masyarakat Sangihe.
Sebab, kata Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta itu, budaya dari setiap suku yang ada di Indonesia harus tetap dijaga termasuk oleh para generasi muda.
"Mereka harus diberi pemahaman bahwa budaya yang dimiliki suku-suku di Indonesia adalah kekuatan yang membuat bangsa ini beradab. Jadi kegiatan ini sangat positif," tegas Maliogha.
Sedangkan Ketua Panitia Festival Masamper, Siska Konda, mengatakan sejak pagi hingga siang tadi baru delapan kelompok peserta dari 20 kelompok yang berasal dari jemaat GMSIT Jakarta, Bandung dan Surabaya, yang sudah naik ke panggung.
"Para juri menilai dari kekompakan gerakan peserta dan juga kepemimpinan dari pimpinan kelompok dalam membawakan Masamper," ujar Siska.
Satu kelompok peserta terdiri dari 12 orang yang berpakaian khas Sangihe. Setiap peserta membawakan dua lagu. Lagu pertama adalah lagu rohani dan lagu kedua dipilih bebas. Sembari menyanyi, mereka menari dengan gerakan sederhana, ciri khas tarian Sangihe.
[ald]
BERITA TERKAIT: