"Angkudes Jawa Tengah kian hari jumlahnya makin sedikit. Beberapa desa memang sudah banyak yang menggunakan kendaraan pribadi, tapi tetap saja masih banyak masyarakat yang membutuhkan angkutan desa," kata calon wakil gubernur Jawa Tengah, Dede Indra Permana Sudiro dalam keterangannya, Jumat (22/9).
Hingga Maret 2017, papar Dede, terdata angkutan desa kini hanya tersisa sekitar 20 persen. Hal tersebut juga diiringi oleh beberapa trayek transportasi pedesaan yang hilang. Berkurangnya jumlah angkutan desa antara lain disebabkan oleh meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi dan kondisi angkutan yang tidak layak.
Dede menjelaskan, badan khusus angkutan desa nantinya akan bekerja sama dengan para pengusaha angkutan di desa untuk mengatur manajemen angkutan pedesaan. Peremajaan armadanya bisa melalui subsidi dari Pemprov.
Selama ini para pengusaha angkutan mengakui kesulitan untuk mendapatkan biaya peningkatan kualitas angkutan. Oleh karena itu, menurut dia, suntikan dana dari pemerintah akan sangat membantu para pengusaha yang tergabung dalam Badan Angkutan Desa.
“Kita harus promosikan terus angkutan desa kepada masyarakat, karena adanya Badan Angkudes ini dipastikan menjadi alternatif transportasi yang nyaman bagi masyarakat. Selain nyaman, hemat juga karena ongkosnya murah," terang anggota DPRD Jateng dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Dede menambahkan, demi kenyamanan penumpang nantinya angkutan desa akan dibagi menjadi dua yaitu khusus penumpang dan barang.
Ia optimistis Badan Angkudes menjadi pendorong meningkatnya sarana tranportasi desa yang kemudian dapat membantu kelancaran akses pergerakan ekonomi desa.
[wid]
BERITA TERKAIT: