Seperti yang ditampilkan di Kota Denpasar, Bali, tepatnya di sekitaran Jalan Imam Bonjol sampai Jalan Thamrin (Depan Puri Pemecutan). Ratusan Ogoh-Ogoh dari berbagai Banjar diarak berkeliling Kota Denpasar.
Tidak tanggung-tanggung, berbagai jenis ukuran Ogoh-Ogoh dari mulai minimalis hingga super besar hadir di tengah-tengah warga Kota Denpasar yang berkerumun sejak pukul 18.00 Wita, Senin malam (27/3).
Ogoh-ogoh merupakan replika raksasa berbentuk Bhutakala, Tokoh Pewayangan, ataupun Dewa dalam Ajaran Hindu yang terbuat dari anyaman Bambu. Iringan musik gamelan Bali dari Sekaa Baleganjur tiap Banjar meramaikan pawai Ogoh-Ogoh.
Pawai Ogoh-Ogoh menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin merayakan hari Raya Nyepi Di Bali.
Kreatifitas Masyarakat Bali yang membuat Ogoh-Ogoh membuat takjub wisatawan yang menyaksikan pawai Ogoh-Ogoh. Stefani salah satu wisatawan asal Australia mengaku antusias dan sangat senang menyaksikan pawai Ogoh-Ogoh yang pertama kali ia saksikan.
"Pawai Ogoh-Ogoh sangat menarik sekali, begitu artisitik, dan saya sangat senang bisa merayakan Nyepi di Bali," ungkapnya dia, dalam rilis Herdian Armandhani.
Ogoh-Ogoh yang telah diarak berkeliling kota, selanjutnya akan dibakar di Setra (kuburan dalam Bahasa Bali).
Ogoh-ogoh merupakan simbol cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Sehingga membakar Ogoh-Ogoh usai dilakukan pawai berkeliling diharapkan bisa menetralisir unsur-unsur kekuatan jahat.
Pawai Ogoh-Ogoh tidak hanya dilakukan di Bali saja, namun dilakukan oleh umat Hindu yang di daerah lain di Indonesia.
[rus]
BERITA TERKAIT: