Siti menyebut ada tiga perusahaan di Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan perbatasan Jambi-Sumatera Selatan yang menjadi biang kerok kemunculan titik api di Pulau Sumatera selama masa libur Lebaran kemarin.
Ia telah memerintahkan Dirjen Produksi dan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian LHK untuk menegur langsung tiga perusahaan tersebut.
"Dua hari ini terbakar di Jambi, kami lagi kejar, sudah diperingatkan dan tulis surat," ujar Menteri Siti di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Senin (11/7).
Sayangnya, Menteri Siti enggan membeberkan identitas tiga perusahaan tersebut.
"Kalau satu dua hari ini masih belum beres saya minta langsung saja penegak hukum turun tangan. Kalau dibiarkan bisa gawat," ancam Siti.
Untuk mengatasi hotspot di berbagai titik, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan, yang paling penting adalah kontrol dan operasi di lapangan.
Selama cuti bersama Lebaran, jumlah hotspot memang cukup mengkhawatirkan yakni di atas 200. Beberapa sumber pemantauan titik panas seperti Terra NASA, Terra Lapan, NOAH 18-19 di Singapura, menjadi sumber data pemerintah kendati angka hotspot fluktuatif.
"Saya kira yang paling penting kontrol dan operasi di lapangannya. Operasi terpadunya terus menerus dilakukan," kata Siti.
[ald]
BERITA TERKAIT: