Jamran, salah seorang warga yang ikut melakukan aksi tolak Ahok itu, menegaskan bahwa dia dan ratusan teman-temannya sebetulnya melakukan aksi damai.
"A‎ksi sebetulnya biasa saja, yang kita kecewakan itu aparat terlalu over. Mereka terlalu lebay," terang dia saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis malam (23/6).
Sejak awal, menurut Jamran, warga hanya menyampaikan aspirasi sambil menggelar spanduk yang rata-rata mengkritik Ahok. Namun, mereka akhirnya kesal karena ulah Ahok.‎
"Pak Ahok juga masuk juga kayak dipaksakan. ‎Ngapain tiba-tiba ahok nyelonong masuk lewat kebun-kebun," kenang dia.
‎"Teman-teman merasa dibohongin, kita akhirnya kejar-kejaran. Karena kita tidak tahu tiba-tiba ada yang melempar batu saja."
Setelah itu, lanjut dia, polisi dan Satpol PP lalu membabi buta menyerang warga. Me‎reka bahkan sempat menembakan gas air mata ke arah warga.
‎"Herman, salah satu kawan saya, ngasih tahu ke polisi, pasukan sudah mundur. Ini malah dipukul. Ini kan parah, bibirnya pecah. sempat dibawa ke RS Atmajaya. Ada dua yang terluka, Herman sama Tolif," terang Jamran.
‎Atas tindakan tersebut, Jamran yang juga salah seorang pentolan Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) ini menegaskan akan menuntut aparat kepolisian.‎
"Kita ada bukti rekamannya, sedang kita kaji untuk tuntut balik polisi," tandasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: