"Gerakan kali ini kita namakan gerakan Nusantara Depok Mengaji. Di mana kita sangat berharap tradisi mengaji di masjid dan mushalah yang biasa kita dengar dulu kembali membahana di Kota Depok. Sehingga, kita tidak perlu lagi mendengar kaset mengaji di pagi hari, justru kita ingin mendengar anak-anak kita kembali meramaikan rumah Allah itu," jelas Muhaimin kepada wartawan di Depok, Selasa malam (21/6).
Menurut Cak Imin, begitu dia disapa, banyak orang bertanya acara yang dilangsungkan hari ini dan pemilihan Kota Depok.
"Jawabannya sesungguhnya mudah, hari ini terpilih karena bertepatan dengan hari turunnya Al Quran atau Nuzulul Quran. Sedangkan lokasinya karena kota ini merupakan kota pelajar, dunia pendidikannya maju. Banyak ulama, santri, cendekiawan, menteri, politisi, dan lainnya berdomisili di kota ini. Tapi tradisi mengaji Al Quran mulai pudar," tuturnya.
Melalui Nusantara Depok Mengaji, Cak Imin yakin Kota Depok dapat menjadi maju, lebih berkembang dan lebih meningkat sejajar dengan kota-kota besar lain di Indonesia.
"Kota Depok menjadi kota yang sama rata, adil, makmur dan sejahtera setelah melakukan khataman Al Quran bersama dan serentak," katanya.
Cak Imin juga berharap Nusantara Depok Mengaji kembali memotivasi masyarakat Depok untuk meramaikan masjid dan mushalah dengan bacaan-bacaan Al Quran.
"Tentu waktu kita kecil tradisi mengaji di masjid dan mushalah sangat kental terasa. Kalau tidak ngaji timbul rasa bersalah. Nah, perasaan seperti itu yang harus kita bangun kembali," ujarnya.
Dia menambahkan, bagi kalangan Nahdlatul Ulama, tradisi mengaji di masjid dan mushalah masih tetap terjaga sampai hari ini. Sayangnya, tradisi baik itu hanya dijaga kaum tua, sementara anak remaja dan muda lebih memilih nongkrong di mall ataupun cafe.
"Mari ramaikan tradisi mengaji itu kembali. Tentu dengan mengaji kita dapat mengikis moral bangsa yang bobrok akibat korupsi, narkoba, seks bebas, dan lainnya," tegas Cak Imin.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok Kiai Raden Salamun Adiningrat menambahkan, khataman Al Quran di malam Al Quran diturunkan merupakan salah satu cara umat muslim menyerahkan diri kepada Allah SWT.
"Kita berdoa agar bangsa ini dijauhi dari kehancuran. Kegiatan Nusantara Depok Mengaji harus disambut dengan bersyukur dan antusias," tuturnya.
Salamun menyayangkan jika masyarakat Kota Depok tidak memanfaatkan kegiatan khataman bertajuk Nusantara Depok Mengaji dengan antusias. Sebab, segala cara yang dilakukan manusia untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya laten korupsi, kekerasan seksual, penyiksaan, penipuan tak kunjung berhasil.
"Khataman Al Quran ini satu-satunya cara kita berkomunikasi dengan Allah. Cara manusia yang dikotori dengan niatan menguntungkan sebagian orang dan selalu dikotori nafsu berkuasa tidak mampu mengatasi persoalan bangsa ini. Momentum inilah cara kita berkomunikasi dengan pemilik nafas kita," jelasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: